Dukung Produk Lokal dan Kearifan Budaya, Disnakerkopum Tanjungpinang Perkuat UMKM untuk Pasar Global

Pelaku UMKM Pisang Sale, saat menampilkan prodaknya sebagai bentuk promosi usaha mereka, di Tanjungpinang belum lama ini. (Foto: doc_pijarkepri.com)
Pelaku UMKM Pisang Sale, saat menampilkan prodaknya sebagai bentuk promosi usaha mereka, di Tanjungpinang belum lama ini. (Foto: doc_pijarkepri.com)

PIJARKEPRI.COM – Pemerintah Kota Tanjungpinang melalui Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, dan Usaha Mikro (Disnakerkopum) berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Kepala Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, dan Usaha Mikro (Disnakerkopum) Kota Tanjungpinang, Effendi, melalui Kepala Bidang Koperasi dan Usaha Mikro (Kopum), Syarifah Zairina, S.Kep, M.M, mengatakan komitmen mereka tidak hanya terbatas pada pemberian pelatihan atau bantuan modal, tetapi juga mencakup strategi yang terintegrasi dan kompleks untuk mendukung visi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tanjungpinang Lis Darmansyah dan Raja Ariza, khususnya dalam menciptakan lapangan kerja yang lebih luas dan menguatkan identitas budaya Tanjungpinang.

Bacaan Lainnya

Zairina menjelaskan Bidang Koperasi dan Usaha Mikro pada Disnakerkopum Tanjungpinang, memiliki sejumlah program untuk mendukung visi BIMA SAKTI, salah satunya adalah penguatan produk lokal berbasis budaya. Program ini salah satu aspek dalam visi BIMA SAKTI dengan menonjolkan identitas budaya Tanjungpinang.

Program yang dirancang oleh Bidang Koperasi dan Usaha Mikro ini bertujuan untuk mengembangkan produk UMKM yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga mengangkat kearifan lokal. Zairina mengatakan pihaknya telah merencanakan kegiatan pelatihan yang mengajarkan pembuatan makanan khas daerah seperti ikan tamban sali, sambal cumi, sambal gonggong, sambal bilis, serta kerajinan tangan seperti mewarnai kulit pari.

“Produk-produk ini, diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar lokal, tetapi juga menjadi oleh-oleh yang diminati oleh wisatawan, baik dari dalam negeri maupun mancanegara,” kata Zairina dalam keterangannya, Senin (10/3/2025).

Program ini, juga untuk mendukung sektor pariwisata sekaligus meningkatkan nilai jual produk UMKM lokal. Untuk mewujudkan ini, tentu membutuhkan dukungan anggaran yang memadai agar pelatihan-pelatihan ini bisa dilaksanakan secara maksimal.

Meski pengukuran indeks kesejahteraan pelaku UMKM belum dilaksanakan secara formal, namun sejauh ini Disnakerkopum Tanjungpinang tetap melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program-program yang telah dijalankan. Zairina mengatakan bahwa evaluasi ini mencakup pelatihan dan pemberian bantuan alat atau modal usaha yang sudah disalurkan kepada UMKM binaan.

“Kami bersyukur karena, dengan adanya bantuan ini, banyak UMKM yang sudah berkembang dan bahkan ada yang sudah mandiri dalam memasarkan produk mereka hingga ke luar daerah dan luar negeri,” ujarnya.

Menurut Zairina, untuk mengukur secara pasti dampak dari program-program tersebut, perlu adanya sistem pengukuran yang lebih terstruktur, seperti indeks kesejahteraan yang dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang keberhasilan dan tantangan yang dihadapi pelaku UMKM.

Sementara untuk menghadapi persaingan global yang semakin ketat, pelaku UMKM di Tanjungpinang dituntut untuk lebih tangguh, adaptif, dan inovatif. Dalam hal ini, Disnakerkopum berperan memberikan pembekalan melalui pelatihan-pelatihan yang terarah. Selain pelatihan, mereka juga membuka peluang bagi pelaku UMKM untuk mengikuti magang atau orientasi di daerah lain yang sudah lebih maju dalam hal pengembangan produk UMKM.

“Kami ingin mereka bisa belajar langsung dan mengadaptasi berbagai inovasi yang bisa diterapkan di Tanjungpinang,” katanya.

Namun untuk mendukung program-program tersebut dibutuhkan anggaran yang memadai, agar pelaku UMKM dapat terus berinovasi dan menghasilkan produk yang berkualitas. Sebab, tantangan global, tidak hanya berfokus pada kualitas produk, tetapi juga kemampuan untuk beradaptasi dengan pasar yang semakin dinamis.

Ia menambahkan salah satu tujuan utama dari program pemberdayaan UMKM adalah menciptakan stabilitas sosial dengan mengurangi tingkat pengangguran. Menurut Iman Satria, UMKM yang berkembang tidak hanya memberikan kontribusi terhadap perekonomian, tetapi juga berperan dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru.

“Pelaku UMKM yang mandiri dapat membuka peluang kerja baru bagi masyarakat sekitar, yang pada akhirnya membantu mengurangi angka pengangguran dan menciptakan stabilitas sosial di Kota Tanjungpinang,” jelasnya.

Di samping itu, keberhasilan UMKM yang berbasis kearifan lokal, seperti produk makanan khas daerah, juga menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan daya tarik pariwisata yang pada gilirannya juga mendukung stabilitas ekonomi dan sosial di wilayah ini.

Pelaku UMKM juga harus berinovasi dan mengembangkan produk baru yang sesuai dengan permintaan pasar global. Untuk mempermudah akses pasar luar negeri, Disnakerkopum mendorong pelaku usaha memanfaatkan teknologi, seperti pemasaran digital dan platform e-commerce.

Disnakerkopum juga fokus pada pemberdayaan pengusaha muda dengan memberikan pelatihan bagi calon pengusaha yang ingin memulai usaha. Dukungan pemerintah yang semakin kuat diharapkan dapat menjaga keberlanjutan dan pertumbuhan sektor UMKM, menjadikan Tanjungpinang sebagai contoh daerah pengembangan UMKM berbasis kearifan lokal dan inovasi global.

Kepala Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, dan Usaha Mikro (Disnakerkopum) Kota Tanjungpinang, Effendi, menegaskan dengan visi BIMA SAKTI yang mengutamakan kesejahteraan sosial, ekonomi dan budaya, Pemerintah Kota Tanjungpinang, melalui Disnakerkopum berupaya membantu UMKM agar dapat bersaing di pasar global dan menjadi pusat pengembangan UMKM yang berdaya saing tinggi. (ANG)

Pos terkait