PIJARKEPRI.COM – Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025, LSM ALIM bekerja sama dengan sejumlah organisasi dan masyarakat, melaksanakan aksi bersih mangrove, di Kelurahan Melayu Kota Piring, Sabtu (8/2/2025)
Mereka yang terlibat pembersihan sampah di bakau diantaranya Bank Sampah Kembar Mandiri, DLH Tanjungpinang, SLB Negeri 1 Tanjungpinang, Kelurahan Melayu Kota Piring, RT/RW, Bank Sampah Maju Jaya, Proklim, dan Masagena Inannawa Konsultan.
Kegiatan ini melibatkan empat pompong yang digunakan untuk mengumpulkan sampah. Beberapa anggota tim membersihkan sampah yang terapung di permukaan air sungai, sementara yang lainnya menyelam ke dalam lumpur, membersihkan sampah yang menempel pada akar-akar mangrove.
Mereka bekerja keras mengangkat sampah plastik, styrofoam, dan jenis sampah lainnya yang dapat merusak ekosistem mangrove.
Direktur LSM ALIM, Kherjuli, mengatakan, “Dengan tema HPSN 2025, ‘Kolaborasi Untuk Indonesia Bersih’, ia meminta Presiden Prabowo untuk memerintahkan TNI terlibat secara masif dalam upaya pembersihan ekosistem mangrove dari sampah.
Salah satu fokus HPSN 2025 yakni pembersihan sampah di ekosistem mangrove.
“Mengingat jumlah sampah plastik yang sangat banyak dan telah lama terperangkap dalam lumpur serta menempel di akar mangrove, perlu adanya upaya besar dalam penanganannya,” kata Kherjuli.
Kherjuli menambahkan keterlibatan TNI sangat diperlukan mengingat volume sampah sangat besar, medan yang dihadapi pun cukup berat, dan risikonya juga tinggi, termasuk kemungkinan berhadapan dengan reptil.
Kondisi ini serupa dengan apa yang terjadi di ekosistem mangrove perkotaan di Indonesia.
“Oleh karena itu, personel TNI yang terlatih dan dilengkapi dengan sarana yang memadai sangat dibutuhkan dalam penanganannya,” ujarnya.
Selain itu, Kherjuli juga mengingatkan, Pemerintah Daerah memiliki peran penting dalam upaya pencegahan agar sampah tidak kembali mencemari ekosistem mangrove kita.
“Meskipun sampah plastik memiliki nilai ekonomi, dampak buruknya jauh lebih besar, terutama dalam menurunkan kemampuan mangrove menyerap karbon,” imbuhnya.
Ketua Bank Sampah Kembar Mandiri, Rojiun, menambahkan, komunitas mereka memiliki program ‘Sampah Bakau’, yang bertujuan menyelamatkan mangrove dari polusi plastik.
“Meskipun nilai jual sampah plastik yang kami kumpulkan rendah karena tercampur lumpur, kami tetap membersihkannya dari sungai maupun akar mangrove untuk melindungi ekosistem ini,” ujarnya.
Lurah Melayu Kota Piring, Andika, memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkolaborasi dalam pembersihan ekosistem mangrove di wilayahnya.
“Kami juga mengajak masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, terutama di sungai, yang dapat merusak mangrove,” ujarnya.
Sedangkan Rudi, perwakilan dari Masagena Inannawa Konsultan, menambahkan, menurutnya mangrove memiliki peran penting dalam pengendalian perubahan iklim karena kemampuannya menyerap karbon yang 10 kali lebih besar dibandingkan vegetasi darat.
“Dengan kolaborasi dan kesadaran yang terus berkembang, diharapkan ekosistem mangrove Indonesia bisa tetap terjaga dan terlindungi dari ancaman sampah plastik,” pungkasnya.
Pewarta : Aji Anugraha
Editor : Umar Saleh