Raja Ariza: Inspirasi dari Masa Sulit, Siap Bangun Tanjungpinang Lebih Baik

Drs. H. Raja Ariza MM dalam suatu kesempatan di Tanjungpinang, Kamis (5/9/2024) (Foto: anugraha/pijarkepri.com)
Drs. H. Raja Ariza MM dalam suatu kesempatan di Tanjungpinang, Kamis (5/9/2024) (Foto: anugraha/pijarkepri.com)

PIJARKEPRI.COM – Bakal Calon Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Raja Ariza, memiliki kisah hidup yang penuh inspirasi, bermula dari masa-masa sulit di pertengahan tahun 1960-an. Saat itu, Indonesia tengah menghadapi tantangan besar, termasuk konfrontasi dengan Malaysia dan Singapura (1963-1966) serta rencana kudeta G-30S/PKI yang menciptakan ketidakstabilan nasional. Sebagai daerah kepulauan, Kepri merasakan dampak yang lebih parah, terutama karena keterisolasiannya.

Kondisi tersebut memengaruhi distribusi sembako yang sangat terbatas. Akses kapal dan pesawat yang jarang, menyebabkan kebutuhan pokok sulit didapatkan. Raja Ariza mengenang betapa sulitnya mendapatkan beras saat itu, hingga kerak nasi pun menjadi barang yang sangat berharga. “Kerak nasi itu rebutan dulu. Karena susah mendapatkan beras,” ujarnya, mengenang masa kecilnya.

Bacaan Lainnya

Pada masa itu, makanan sehari-hari sangat sederhana. Sagu dan ikan laut menjadi menu utama, sementara beras dianggap sebagai kemewahan. Raja Ariza bercerita bahwa ia dan keluarganya sering kali hanya mengandalkan cabai dan garam sebagai pelengkap makanan.

“Makan seadanya sudah biasa. Kadang tanpa ikan dan sayur, hanya cabai dan garam,” kenangnya dengan senyum.

Pengalaman masa kecil itu membentuk kepribadiannya yang sederhana dan tidak pilih-pilih dalam makanan. Bahkan hingga kini, Raja Ariza lebih memilih ceker ayam daripada daging atau sop yang lebih mewah.

“Memang lagi suka. Kalau soal makanan, saya tak pilih-pilih,” katanya saat menikmati hidangan sederhana di sebuah warung makan di Kijang, Bintan.

Tak hanya kecintaannya pada makanan sederhana, di rumahnya di Wacopek, Raja Ariza juga menunjukkan ketekunannya dengan menanam dua hektare ubi. Hasil panen tersebut kemudian diolah masyarakat menjadi kerupuk ubi. “Kalau kumpul dengan teman-teman, makan ubi itu sudah jadi kebiasaan,” tambahnya.

Walaupun masa kecilnya dipenuhi tantangan, Raja Ariza tetap bersyukur dan menjadikan kesulitan itu sebagai motivasi untuk terus maju. Dengan tekad kuat, ia berhasil menyelesaikan pendidikan hingga meraih gelar S2 (magister). Bagi Raja Ariza, pendidikan dan kualitas sumber daya manusia (SDM) adalah kunci untuk memajukan bangsa.

Raja Ariza berpendapat bahwa keterbatasan ekonomi bukan alasan untuk berhenti belajar. “Tidak ada kata menyerah. Setiap tantangan harus dihadapi dan solusi harus dicari, seberat apapun masalahnya,” tegasnya.

Saat ini, sebagai bakal calon Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Raja Ariza berkomitmen mencari solusi atas berbagai persoalan yang dihadapi kota ini, salah satunya adalah keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tanjungpinang. “Lis-Raja akan mencari solusinya. Itu kuncinya,” ujar Raja, optimis dengan langkah-langkah ke depan.

Kisah hidup Raja Ariza, yang dimulai dari masa sulit dan kini menjelma sebagai calon pemimpin yang peduli pada kemajuan masyarakat, menjadi bukti bahwa dengan ketahanan dan tekad, segala rintangan dapat diatasi.

Pewarta : Aji Anugraha

Pos terkait