Polri untuk Masyarakat, Ketulusan Sang Bhayangkara di Sudut Kota Tanjungpinang

Bripka Zulhamsyah saat bercengkrama dengan warga ketika menggelar razia perut lapar, yang dia taja, Rabu (25/6/2025)
Bripka Zulhamsyah saat bercengkrama dengan warga ketika menggelar razia perut lapar, yang dia taja, Rabu (25/6/2025)

PIJARKEPRI.COM – Di balik seragam cokelat dan tugas pengamanan yang kerap diasosiasikan dengan ketegasan, terselip sosok Bhayangkara yang memilih jalan sunyi.

Ia merawat kemanusiaan dari lorong ke lorong kota. Ia adalah Bripka Zulhamsyah Putra, anggota Polresta Tanjungpinang yang menjadikan empati sebagai patroli harian dalam gerakan sosialnya bertajuk Razia Perut Lapar.

Bacaan Lainnya

Sudah empat tahun terakhir, Zulhamsyah konsisten melintasi jalanan Kota Gurindam tak untuk menilang, tapi menyapa dengan sebungkus nasi, paket sembako, hingga buku-buku sekolah.

Semua ia lakukan tanpa sorotan, tanpa panggung. Baginya, rasa lapar adalah pelanggaran kemanusiaan yang tak bisa dibiarkan.

“Saya hanya menjadi perpanjangan tangan dari orang-orang baik. Kebaikan itu menular, dan saya hanya ingin menularkannya,” ujarnya dengan nada tenang, tatapan jernih, tanpa sedikit pun kesan ingin diagungkan, Rabu (25/6)

Di mata masyarakat, Bripka Zulhamsyah bukan sekadar polisi. Ia adalah sahabat, penguat, dan pengingat bahwa negara tak selalu hadir dalam bentuk institusi, kadang berupa senyum dan uluran tangan seorang manusia.

“Kami sangat bersyukur. Razia Perut Lapar ini benar-benar membantu kami yang sedang kesulitan. Sosok Bripka Zulhamsyah sangat ramah, tak pernah membeda-bedakan, dan selalu hadir saat kami butuh,” tutur seorang ibu paruh baya di sebuah gang sempit, dengan mata berkaca-kaca.

Julukan Polisi Berhati Mulia kini lekat padanya. Di warung kopi, di masjid, di pasar, bahkan di sekolah, namanya dibicarakan bukan karena pangkat, melainkan karena ketulusan. Beberapa warga bahkan menyebutnya sebagai figur pemimpin masa depan, bukan karena jabatan, tapi karena keteladanan.

“Kami ingin lebih banyak polisi seperti beliau, yang tahu bagaimana rasanya hidup di tengah rakyat kecil,” kata seorang bapak tua yang pernah menerima bantuan pendidikan untuk cucunya dari Bripka Zulhamsyah.

Apa yang dilakukan Zulhamsyah tidak hanya menyentuh masyarakat, tapi juga menggugah hati pimpinan Polri. Dukungan pun datang dari Kapolda Kepulauan Riau Irjen Pol Asep Safrudin dan Kapolresta Tanjungpinang Kombes Pol Hamam Wahyudi.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada rekan-rekan media yang terus mengangkat kisah-kisah kecil yang menyala di tengah hiruk-pikuk berita besar.

“Terima kasih atas dukungan dan kepercayaannya. Semoga kita semua bisa terus istiqomah dalam menebar kebaikan,” ucapnya menutup perbincangan dengan penuh harap.

Di Hari Bhayangkara ke-79 ini, Razia Perut Lapar bukan sekadar aksi sosial, ia adalah pengingat bahwa seragam Polri tak hanya simbol kekuasaan, tapi juga pelindung bagi yang lemah dan penyambung harapan bagi mereka yang hampir putus asa.

Slogan “Polri untuk Masyarakat” menemukan makna terdalamnya pada langkah sunyi seorang Bhayangkara yang memilih memberi, bukan menunggu diminta. (RLS/ANG)

Pos terkait