PIJARKEPRI.COM – Di tengah meningkatnya ketegangan global, skenario hipotesis yang memperlihatkan Iran menjalin aliansi erat dengan Korea Utara dan Rusia, sementara Israel berhasil meyakinkan Amerika Serikat dan sekutu Barat untuk turut campur, menimbulkan berbagai pertanyaan penting mengenai arah dunia ke depan. Artikel ini membahas kemungkinan dampak dari sisi geopolitik, ekonomi, dan pasar keuangan berdasarkan pernyataan pakar dan tren data terkini.
Geopolitik: Munculnya Poros Anti-Barat dan Anti-Israel?
Aliansi Iran, Korut, dan Rusia akan menciptakan blok kekuatan yang tak bisa lagi dianggap marginal. Pakar dari Carnegie Endowment dan CNAS menyebutnya sebagai “Axis of Upheaval”, yakni kekuatan yang bersatu karena tekanan Barat dan sentimen anti-Israel, walau belum formal.
Iran bisa mendapat akses pada teknologi misil dan nuklir dari Korut, serta dukungan diplomatik dan ekonomi dari Rusia. Ketiganya akan menyatukan kekuatan di bidang drone, rudal jarak jauh, dan teknologi siber. Namun, hambatan koordinasi tetap ada: ketiganya berada di kawasan terpisah dan memiliki agenda nasional yang sering kali berbeda.
Di sisi lain, Israel melihat ini sebagai ancaman eksistensial langsung. Maka, tak mengherankan bila mereka mendorong keterlibatan penuh Amerika Serikat dan mitra global untuk memperkuat aliansi militer, memperluas sistem pertahanan rudal, dan melakukan kampanye diplomatik untuk mengisolasi Iran dan sekutunya.
Pernyataan Pakar
Dr. Elena Makarova, analis Rusia, menilai langkah ini sebagai pedang bermata dua:
“Rusia akan diuntungkan dari harga minyak yang tinggi, tapi risiko geopolitik bisa menjebak mereka dalam perang proksi melawan blok yang dikomandoi Israel dan AS.”
Sementara Prof. James Caldwell dari Universitas Georgetown menyatakan:
“Jika blok ini menyatu, demokrasi Barat harus memperkuat respons, termasuk melalui QUAD dan AUKUS, serta mendukung Israel sebagai mitra strategis utama.”
Dari sisi Asia, Emily Wong menyebut:
“Korut akan jadi penyedia logistik militer dan tanah jarang, mendongkrak ketahanan ekonomi blok ini dan memperkuat jalur transaksi non-dolar. Namun, ini juga memicu Israel dan Barat untuk memperkuat sistem kontrol ekspor dan sanksi.”
Dampak Ekonomi Global
Harga Minyak: Strait of Hormuz sebagai jalur vital energi dunia menjadi titik paling rentan. Jika terganggu oleh konfrontasi militer yang melibatkan Iran dan aliansinya melawan Israel, harga minyak dunia bisa melonjak ke US$90–100/barel. Rusia dan Iran, sebagai eksportir utama, akan mendapat keuntungan jangka pendek.
Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi: Harga minyak dan gas yang naik akan memicu inflasi global, terutama di negara-negara berkembang. Lembaga seperti World Bank kemungkinan menurunkan proyeksi pertumbuhan global akibat tekanan geopolitik dan konflik yang berakar dari konfrontasi dengan Israel.
Disrupsi Rantai Pasok: Korut dan Iran dapat memperkuat kerja sama dengan Rusia untuk membentuk rantai pasok baru, yang menghindari dolar AS dan membentuk sistem pembayaran alternatif, mengurangi efektivitas sanksi Barat yang sebagian besar didukung oleh lobi-lobi ekonomi pro-Israel di Barat.
Pasar Saham dan Sentimen Investor
Investor global sangat sensitif terhadap konflik geopolitik, terlebih bila melibatkan Israel yang memiliki kedekatan strategis dengan pasar keuangan Barat. Dalam simulasi oleh lembaga keuangan:
- S&P 500 dapat terkoreksi −1% hingga −6% dalam jangka pendek.
- Lonjakan permintaan terhadap aset safe-haven seperti emas dan obligasi AS.
- Saham sektor pertahanan dan energi akan mengalami rally.
Namun, jika eskalasi tak berkembang menjadi perang terbuka, pasar dapat rebound penuh dalam 1–2 bulan seperti yang terjadi pada berbagai kejutan geopolitik sejak Perang Dunia II.
Risiko | Dampak |
---|---|
Eskalasi militer di Timur Tengah yang melibatkan Israel | Harga minyak dan inflasi melonjak |
Potensi konflik berskala besar | Disrupsi pasar modal, investasi tertahan |
Fragmentasi sistem keuangan global | Pelemahan hegemoni dolar AS |
Ketidakstabilan kawasan | Kenaikan biaya logistik dan ekspor |
Kemungkinan terbentuknya aliansi Iran–Korut–Rusia sebagai lawan geopolitik Israel dan Barat menciptakan spektrum baru dalam hubungan internasional: dua kutub kekuatan besar dengan konsekuensi luas secara politik, ekonomi, dan militer. Apakah ini awal dari era baru multipolarisme global? Atau dunia sedang mengarah ke konflik skala besar dengan Israel sebagai pusat pertarungan pengaruh?
Apa pun jawabannya, jelas bahwa dunia sedang berada di titik balik, dan respons diplomasi, kebijakan energi, serta kehati-hatian pasar akan menentukan arah masa depan.
Penulis : Kafabihi