PIJARKEPRI.COM – Menjelang perayaan Idul Fitri 1446 H, Wali Kota Tanjungpinang H. Lis Darmansyah menginstruksikan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bersama seluruh pemangku kepentingan terkait untuk segera menyusun langkah strategis guna mengantisipasi potensi lonjakan harga kebutuhan pokok.
Arahan tersebut disampaikan Lis dalam rapat koordinasi TPID periode Maret 2025 yang berlangsung di Kantor Wali Kota Tanjungpinang, Rabu (19/3).
Rapat turut dihadiri Wakil Wali Kota Raja Ariza, unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD), Badan Pusat Statistik (BPS) Tanjungpinang, Bank Indonesia Wilayah Kepri, sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, serta perwakilan asosiasi distributor.
“Kita tidak cukup hanya mengandalkan data ketersediaan barang kebutuhan pokok yang katanya mencukupi. Verifikasi langsung ke lapangan tetap harus dilakukan. Pengawasan distribusi dan mitigasi lonjakan harga yang tidak wajar menjadi prioritas, terutama menjelang Idul Fitri,” tegas Lis dalam arahannya.
Berdasarkan data BPS Tanjungpinang, laju inflasi year on year (yoy) di kota ini tercatat menempati posisi kelima terendah se-Sumatera. Di tingkat nasional, Tanjungpinang berada di peringkat ke-19 dari 150 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Indonesia.
Adapun kelompok komoditas yang paling berkontribusi terhadap inflasi adalah makanan, minuman, dan tembakau.
Sementara itu, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Tanjungpinang melaporkan bahwa ketersediaan sejumlah bahan pokok seperti beras, tepung terigu, gula, telur, cabai, dan bawang dalam kondisi aman, bahkan surplus.
Namun, untuk minyak goreng masih ditemukan potensi kekurangan stok, yang kini tengah ditangani melalui koordinasi intensif dengan para distributor.
Lis juga menyoroti sejumlah komoditas yang lazim mengalami lonjakan harga menjelang Lebaran, seperti santan, minyak goreng, cabai merah, bawang merah, daging sapi, ayam, dan telur.
Ia meminta jajaran dinas teknis terkait untuk memperkuat koordinasi dengan para pelaku distribusi demi menjamin kelancaran pasokan dan stabilitas harga.
“Jangan hanya melihat situasi hari ini. Berdasarkan pengalaman, menjelang Lebaran selalu muncul kesan kelangkaan yang diikuti kenaikan harga. Ini yang harus kita antisipasi sejak dini. Segera susun program dan strategi, lakukan pemantauan langsung di lapangan, dan libatkan semua pihak terkait,” pungkas Lis. (ANG)