Perkuat Visi BIMASAKTI, DLH Tanjungpinang Dorong Sekolah Adiwiyata Kembangkan Lingkungan Hijau dan Kreatif

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tanjungpinang, Ahmad Yani, di Maret 2025. (Foto: ajianugraha/pijarkepri.com)
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tanjungpinang, Ahmad Yani, di Maret 2025. (Foto: ajianugraha/pijarkepri.com)

PIJARKEPRI.COM – Komitmen Pemerintah Kota Tanjungpinang mewujudkan kota yang Berbudaya, Indah, Melayani, dan Aman (BIMASAKTI) terus diwujudkan melalui berbagai program strategis. Salah satunya, pembinaan intensif terhadap 44 sekolah Adiwiyata oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tanjungpinang bersama Dinas Pendidikan dan Kemenag Kota Tanjungpinang.

Program Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPBLHS), yang dikenal sebagai Adiwiyata, menjadi instrumen penting dalam mencetak generasi yang sadar lingkungan, kreatif, dan berintegritas sejak dini. Hingga akhir 2024, sebanyak 44 sekolah di Tanjungpinang—mulai dari tingkat SD hingga SMA dan SMK—telah berstatus sebagai Sekolah Adiwiyata.

Bacaan Lainnya

“Sekolah Adiwiyata adalah fondasi dalam membangun budaya cinta lingkungan yang berkelanjutan di Tanjungpinang. Ini sejalan dengan visi Bapak Wali Kota Lis Darmansyah dan Wakil Wali Kota Raja Ariza dalam menciptakan kota yang indah, ramah, dan sejahtera,” ujar Kepala DLH Kota Tanjungpinang, Dr. Ahmad Yani, S.Sos, MM, M.Kes, di ruang kerjanya, Rabu (5/3/2025).

44 Sekolah Adiwiyata, Pilar Kota BIMASAKTI

Ahmad Yani merinci, dari sekitar 130 sekolah di Tanjungpinang, 34 persen di antaranya telah mengimplementasikan prinsip GPBLHS. Adapun rinciannya sebagai berikut:
– Sekolah Adiwiyata Kota (SAK) : 7 sekolah
– Sekolah Adiwiyata Provinsi (SAP) : 27 sekolah
– Sekolah Adiwiyata Nasional (SAN) : 7 sekolah
– Sekolah Adiwiyata Mandiri (SAM) : 3 sekolah

Pembinaan terhadap calon Sekolah Adiwiyata Nasional dan Mandiri pun terus ditingkatkan, termasuk dalam persiapan penilaian tahun 2025 dan 2026. Hal ini diperkuat dengan rapat koordinasi antara DLH, Dinas Pendidikan, Kemenag, pengawas, serta para kepala sekolah pada Selasa (4/3/2025).

“Manfaatnya nyata, sekolah menjadi lebih bersih, sehat, nyaman, dan mendukung kualitas pembelajaran yang lebih baik. Selain itu, predikat Adiwiyata mengangkat nama sekolah, meningkatkan daya saing, sekaligus memperluas kemitraan dengan berbagai pihak,” jelas Ahmad Yani.

Kolaborasi dan Aksi Nyata

Kepala Bidang Penaatan Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas DLH Tanjungpinang, Desryati, ST menambahkan, tim pembina rutin turun ke sekolah untuk melakukan pendampingan langsung. Penilaian dilakukan dalam waktu dua hingga tiga bulan, berdasarkan aksi nyata yang telah diterapkan selama 12 hingga 24 bulan sebelumnya.

Gerakan GPBLHS, jelas Desryati, adalah aksi kolektif dan sukarela yang melibatkan seluruh warga sekolah, termasuk orang tua, komite sekolah, dan masyarakat sekitar.

“Peran mereka menjadi bagian dari indikator penting dalam penilaian Adiwiyata,” ujarnya.

Adapun enam perilaku ramah lingkungan yang menjadi dasar penilaian meliputi:
1. Kebersihan, sanitasi, dan drainase;
2. Pengelolaan sampah;
3. Penghijauan dan konservasi tanaman;
4. Konservasi air;
5. Efisiensi energi;
6. Inovasi lingkungan.

Semua unsur tersebut dirumuskan ke dalam 29 indikator, mencakup tiga komponen utama: perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan.

“Perencanaan empat tahun ke depan menjadi tolok ukur bagaimana sekolah mengintegrasikan visi lingkungan ke dalam kurikulum dan kegiatan belajar. Sementara pada pelaksanaan, kami menilai aksi dan kolaborasi dengan berbagai pihak. Evaluasi menjadi tahap akhir untuk memastikan keberlanjutan gerakan ini,” paparnya.

Mendorong Apresiasi dan Motivasi

DLH mengakui pentingnya penghargaan bagi sekolah-sekolah yang telah berjuang mewujudkan lingkungan belajar yang hijau dan sehat. Namun, keterbatasan anggaran daerah masih menjadi tantangan.

“Berdasarkan PermenLHK No. 53 Tahun 2019, bentuk penghargaan formal yang diberikan adalah piagam. Namun, penghargaan lain bisa disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah. Ini perlu menjadi perhatian ke depan agar sekolah semakin termotivasi,” jelas Ahmad Yani.

Menopang Visi BIMASAKTI

Program Adiwiyata bukan sekadar penghargaan, tetapi upaya konkret dalam membangun karakter warga sekolah yang peduli lingkungan, kreatif, dan berteknologi. Semangat ini berpadu erat dengan visi BIMASAKTI, yang menempatkan Tanjungpinang sebagai kota yang “berbudaya, indah, melayani, aman, dan bermartabat”

Sekolah Adiwiyata, lanjut Ahmad Yani, adalah cerminan masyarakat Tanjungpinang yang sejahtera, agamis, berintegritas, dan visioner.

“Kami berharap seluruh sekolah di Tanjungpinang dapat bertransformasi menjadi Sekolah Adiwiyata demi generasi masa depan yang lebih hijau dan cerdas,” tutupnya. (ANG)

Pos terkait