PIJARKEPRI.COM, Denpasar – Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) menjalin kerjasama secara intesif dengan Ikatan Wartawan Online (IWO) Provinsi Bali.
Keinginan tersebut disampaikan Rektor IHDN Denpasar, Prof. Dr. Drs. IGN Sudiana, M.Si usai mendengar paparan Ketua IWO Bali, Drs, I Nyoman Sutiawan dan Ketua AMSI Bali, I Nengah Muliarta, S.Si, M.Si dalam acara Diskusi KAMiSAN bertajuk “Medsos dan Demokrasi : Harapan atau Ancaman”, di Aula Pascasarjana IHDN Denpasar.
Pada acara mingguan yang diselenggarakan oleh Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Hindu Pascasarjana IHDN Denpasar tersebut, para pembicara membahas tuntas kiprah “Media Sosial” dan “Media Online”.
Dalam kesempatan itu Ketua IWO Bali Sutiawan mengatakan bahwa produk media online adalah berita online dan bila ada pihak yang merasa dirugikan, bisa mengajukan keberatan dan klarifikasi kepada redaksi media online bersangkutan sebagai hak jawab.
“Selain itu yang membedakan media online dan sosial media, pengelola media online wajib mendaftarkan medianya di Dewan Pers,” jelasnya.
“Saat ini ada sekitar 50 media online yang aktif di Bali,” sambung dia.
Lebih lanjut Sutiawan menjelaskan pengetahuan dasar tentang perbedaan antara media sosial dan media online adalah informasi di media sosial bukanlah karya jurnalistik
Di media sosial orang bisa seenaknya menyumpahi orang lain, jelasnya.
Pihak yang merasa dirugikan oleh informasi media sosial bisa melaporkan orang yang merugikannya ke pihak kepolisian, Sutiawan memberi masukan.
Menjawab pertanyaan peserta diskusi yang antusias mengenai cara mengidentifikasi apakah sebuah berita itu benar atau hoax, Sutiawan menunjukkan cara mengeceknya.
Wartawan senior ini mengajak peserta diskusi agar berhati-hati menerima informasi di media sosial.
“Cek dulu kebenaran informasinya, jangan langsung _share_ ,” sarannya.
Ia memandang perlu adanya literasi media bagi kalangan masyarakat.
Saat diberi kesempatan bertanya, Rektor IHDN Denpasar Prof. IGN Sudiana menyampaikan keinginannya untuk kerjasaman lebih lanjut dengan IWO dan AMSI.
“Saya mau kita bertemu lagi untuk membahas kerjasama lebih konkrit dan saling menguntungkan,” kata Prof. IGN Sudiana.
Menanggapi tawaran tersebut, Sutiawan mengaku siap bekerjasama termasuk dalam literasi media.
Diskusi yang dipandu oleh karyasiswa S2 Ilmu Komunikasi Hindu, Ir. Nyoman Merta ini dihadiri sekitar 65 peserta dari berbagai prodi S2, seperti Ilmu Komunikasi Hindu, Dharma Acharya; Bahasa Bali; Brahma Widya dan prodi S3 Studi Agama Hindu, serta civitas academic IHDN Denpasar.
RLS