PIJARKEPRI.COM – Keluhan memuncak dari pasien dan pengunjung RSUD Raja Ahmad Tabib (RAT), Tanjungpinang, terkait kerusakan sistem pendingin udara (AC) sentral yang telah berlangsung selama tiga pekan.
Aroma gerah, peluh bercucuran, dan wajah-wajah lelah memenuhi ruang tunggu rumah sakit rujukan provinsi ini.
“Ini rumah sakit, bukan terminal bus. Kami datang untuk berobat, bukan untuk mandi keringat,” semprot R, pasien rawat jalan yang sudah tiga kali kontrol selama periode kerusakan. Ia bahkan mengaku nyaris pingsan saat menunggu antrean.
Keluhan serupa datang dari T, pengunjung yang menunggui ibunya dirawat.
“Apa gunanya kipas kecil kalau ruangan sebesar ini panas seperti oven? Saya harus bolak-balik keluar hanya untuk cari napas,” ujarnya kesal.
Berita Sebelumnya : Keluh Warga, Pendingin Udara RSUP Mati Sudah 3 Minggu, Gubernur Kepri Diminta Bertindak
L, keluarga pasien rawat inap, menyebut kondisi ini memalukan. “RSUP itu rumah sakit rujukan provinsi. Kok manajemennya seperti klinik kampung? Tiga minggu tidak bisa betulkan AC, keterlaluan,” katanya geram.
Ia menegaskan, panas berlebihan bukan sekadar soal kenyamanan, tetapi juga ancaman kesehatan, terutama bagi pasien lansia dan anak-anak.
Tak hanya mempersoalkan manajemen rumah sakit, sejumlah warga mulai mempertanyakan sikap Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
“Di mana gubernur? Kenapa diam saja? Harusnya sudah datang sidak, jangan cuma potong pita peresmian gedung baru,” tegas RZ, warga yang mendampingi ibunya berobat.
Menanggapi kritik tersebut, pihak manajemen RSUD RAT melalui Bambang menyampaikan permohonan maaf dan terima kasih atas perhatian masyarakat.
Ia menjelaskan bahwa gangguan terjadi pada sistem AC sentral dari basement hingga lantai empat, dan pihaknya telah mengambil langkah-langkah perbaikan.
“Perbaikan memerlukan waktu karena harus mengikuti prosedur pengadaan barang sesuai regulasi, serta mempertimbangkan aspek teknis instalasi yang tidak dapat dilakukan secara instan,” jelas Bambang.
Meski demikian, pihaknya tidak tinggal diam. Sebagai langkah alternatif, rumah sakit telah menyiapkan pendingin tambahan berupa AC standing, AC split, dan kipas angin di beberapa titik layanan.
Menurut mereka distribusi alat bantu pendingin ini terus dipantau dan disesuaikan dengan kebutuhan harian di lapangan.
Bambang menegaskan, kenyamanan, keselamatan, dan mutu pelayanan kepada pasien tetap menjadi prioritas utama.
“Kami berkomitmen untuk menyelesaikan perbaikan sistem pendingin ini secepat mungkin dan akan terus memberikan informasi terkini kepada masyarakat,” ujarnya.
Meski pernyataan resmi sudah diberikan, masyarakat berharap tindakan nyata segera terlihat, bukan hanya janji perbaikan.
Sejumlah warga bahkan mendesak Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad turun langsung memantau kondisi lapangan, mengingat RSUD RAT adalah rumah sakit rujukan utama provinsi yang seharusnya memberi pelayanan prima.
Pewarta : Aji Anugraha