PIJARKEPRI.COM, Sukabumi – Mukhlis Abdul Kholik, atau yang akrab disapa Adul merupakan bocah laki-laki berusia 8 tahun asal Sukabumi yang kini duduk di bangku kelas 3 SD.
Putra bungsu pasangan Dadan Hamdani dan Pipin ini mengalami kelainan fisik pada kedua kakinya sejak lahir dan kelainan pada bagian tenggorokan.
Kelainan itu membuat Adul tidak bisa berjalan dengan normal seperti anak-anak lainnya.
Adul sempat viral disebuah tayangan televisi swasta dan pemberitaan media nasional soal memanjat tebing dan melewati bebatuan ia lakoni setiap hari untuk pergi ke sekolah.
Selain semangatnya yang menginspirasi, prestasi Adul di sekolah pun patut diacungi jempol.
Adul termasuk siswa yang memiliki nilai paling baik di sekolah. Dirinya pernah mendapat ranking 5 saat duduk di bangku kelas 1 SD.
Saat pergi ke sekolah, Adul selalu ditemani ibunya.
Dari rumahnya di kaki perbukitan Gunung Walat menuju sekolahnya, Adul harus melintasi jalan setapak yang menurun.
Begitu sebaliknya, pulang sekolah Adul harus melintasi jalan menanjak.
Bila musim hujan tiba, jalanan yang dilintasinya pun sangat licin dan cukup berbahaya bahkan dia harus menyeberangi selokan dengan memanfaatkan jembatan yang terbuat dari anyaman bambu.
Perjalanan naik turun di jalan setapak itu sudah rutin biasa Adul lakukan sejak dirinya duduk di bangku sekolah.
Sebelumnya, saat awal masuk kelas 1 hingga kelas 2, Adul harus digendong ibunya untuk pergi ke sekolah.
Setelah masuk kelas 3, Adul mulai terbiasa berjalan sendiri.
Namun, perjalanan sekolah itu memang tidak dilakukan dengan terus berjalan kaki.
Setelah mencapai jalan desa, Adul bisa menumpang ojek sekitar 1 kilometer dengan ongkos Rp7.000 sekali jalan.
“Kalau ada uangnya kami pakai ojek. Tapi kalau enggak ada uang ya terpaksa berjalan kaki sampai sekolah begitu juga pulangnya,” ungkap Pipin, ibunda Adul seperti dilansir dari Kompas.com.
Menurut pengakuan sang ibunda, perjalanan dari rumah ke sekolah bila menggunakan jalan kampung utama harus ditempuh sekitar 5 kilometer.
Saat ini, perjalanan ke sekolah itu bisa dipersingkat dengan cara melintasi bagian dalam kampus, SMA Pesantren Unggul Al Bayan sehingga jarak tempuhnya menjadi sekitar 3 kilometer.
Adul yang penuh semangat untuk menuntut ilmu ini rupanya memiliki cita-cita menjadi seorang petugas pemadam kebakaran. Selain itu, Adul juga bercita-cita untuk menjadi dokter.
Salah satu keinginan Adul yakni, bertemu dengan Presiden Jokowi. Keingan itu terwujudkan saat Presiden berkesempatan hadir di Hari Disabilitas Internasional Tahun 2018 yang dilaksanakan di Summarecon Bekasi, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Senin 3 Desember 2018.
Presiden bertemu Mukhlis Abdul Holik, penyandang disabilitas asal Sukabumi berusia 8 tahun yang duduk di kelas 3 Sekolah Dasar Negeri (SDN) X Cibadak, Kabupaten Sukabumi itu.
Hari ini mimpi Adul terwujud untuk bertemu dan bersalaman dengan Presiden Joko Widodo.
“Adul ingin jadi apa?” tanya Presiden. “Ingin sekolah sampai kuliah,” jawab Adul. Presiden pun bertanya cita-cita Adul, Adul menjawab,”Menjadi Pemadam Kebakaran.”
Ditanya alasannya menjadi pemadam kebakaran, Adul kembali menjawab,”Untuk menolong orang”.
BMC/ANG