Bedah Buku Melayukah Aku, Wawako Raja Ariza: Literasi dan Budaya Harus Jalan Bersama

Kegiatan bedah buku Melayukah Aku? karya Suryatati Abdul Manan, yang digelar di Gedung Studio Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kepulauan Riau, Selasa (22/7/2025). (F-prokompim)
Kegiatan bedah buku Melayukah Aku? karya Suryatati Abdul Manan, yang digelar di Gedung Studio Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kepulauan Riau, Selasa (22/7/2025). (F-prokompim)

PIJARKEPRI.COM – Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Raja Ariza, membuka kegiatan bedah buku Melayukah Aku?karya Suryatati Abdul Manan, yang digelar di Gedung Studio Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kepulauan Riau, Selasa (22/7/2025).

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Tanjungpinang, yang didukung Dana Alokasi Khusus (DAK) non-fisik dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Bacaan Lainnya

Dalam sambutannya, Raja Ariza menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya acara tersebut. Ia menilai bedah buku ini selaras dengan visi misi Pemko Tanjungpinang dalam mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing dan berbudaya.

“Beliau memberikan sumbangsih penting terhadap dunia literasi dan kebudayaan. Karena itu, Pemerintah Kota sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini. Banyak karya penulis lokal yang perlu terus diangkat ke ruang publik,” ujar Raja Ariza, merujuk pada kiprah Suryatati A. Manan.

Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Raja Ariza, saat membuka kegiatan bedah buku Melayukah Aku?karya Suryatati Abdul Manan, yang digelar di Gedung Studio Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kepulauan Riau, Selasa (22/7/2025). (F-prokompim)
Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Raja Ariza, saat membuka kegiatan bedah buku Melayukah Aku?karya Suryatati Abdul Manan, yang digelar di Gedung Studio Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kepulauan Riau, Selasa (22/7/2025). (F-prokompim)

Menurutnya, Suryatati bukan sekadar mantan Wali Kota Tanjungpinang yang dikenal sebagai birokrat andal, tetapi juga tokoh pemikir yang konsisten menanamkan nilai-nilai kebudayaan Melayu lewat karya tulis dan kebijakan.

Suryatati A. Manan, penulis Melayukah Aku?, turut hadir dalam acara dan menyampaikan rasa terima kasih kepada Wali Kota, Wakil Wali Kota, serta jajaran Dinas Perpustakaan atas penghargaan terhadap karyanya yang ditulis hampir dua dekade lalu.

“Saya melihat ini sebagai salah satu bentuk kreativitas dari Dinas Perpustakaan. Kegiatan yang sederhana, tetapi memiliki makna besar untuk masa depan,” ungkapnya.

Kepala DPK Kota Tanjungpinang, Meitya Yulianty, menjelaskan bahwa bedah buku ini merupakan lanjutan dari program penguatan koleksi literasi lokal. Sebelumnya, pada 16 Juli 2025, pihaknya juga telah membedah buku Adat Perkawinan Melayu karya Tamrin Dahlan.

“Tujuannya agar masyarakat semakin dekat dengan karya penulis lokal dan terinspirasi untuk menulis. Kita berharap peserta menjadi agen literasi di lingkungan masing-masing,” kata Meitya.

Diskusi buku turut menghadirkan narasumber Rendra Setyadiharja, dengan peserta sebanyak 50 orang yang terdiri atas pelajar, mahasiswa, dosen, guru, pegiat literasi, hingga masyarakat umum. (tc/dki/ang)

Pos terkait