PIJARKEPRI.COM – Debat publik antara calon wali kota dan wakil wali kota yang diselenggarakan oleh KPU Kota Tanjungpinang pada Sabtu (19/10/2024) menarik perhatian dari berbagai kalangan, termasuk tokoh masyarakat, tokoh publik, dan warga setempat.
Hasil dari debat ini juga menjadi sorotan para pengamat politik di kota tersebut.
Zamzami A Karim, seorang pengamat politik, memberikan tanggapannya kepada awak media pada Senin (21/10/2024). Ia menyebutkan bahwa debat perdana yang mengusung tema “Mewujudkan Kota Tanjungpinang yang Sejahtera, Berbudaya, Sehat, dan Berbasis Ekonomi Biru sebagai Smart City yang Berkelanjutan” terlalu ambisius.
“Materi debat terlalu tinggi dan kurang relevan untuk dijadikan bahan diskusi,” ujarnya.
Meskipun demikian, Zamzami mencatat bahwa calon wali kota Lis Darmansyah menunjukkan penguasaan yang baik terhadap pertanyaan yang diajukan oleh panelis.
“Lis lebih menguasai retorika dan menjawab pertanyaan dengan baik,” tambahnya.
Sementara itu, Wijaya Siringoringo, Humas Rumpun Batak Bersatu (RBB) Kota Tanjungpinang, mengemukakan bahwa pasangan calon Lis-Raja, nomor urut 2, menunjukkan performa yang jauh lebih baik dibandingkan pasangan nomor urut 1, Rahma-Rizha.
“Tampak jelas, Lis-Raja unggul telak dari Rahma-Rizha. Mereka lebih percaya diri dan memahami konteks pertanyaan dengan baik,” katanya.
Contoh konkret terlihat saat Lis-Raja menanggapi pertanyaan panelis mengenai strategi menangani stunting dan kematian ibu hamil.
Wijaya mencatat bahwa Lis menekankan pentingnya langkah konkret dalam menangani isu ini, salah satunya dengan memberdayakan Posyandu di Tanjungpinang.
“Posyandu harus diberdayakan untuk meningkatkan kontribusinya dalam pengendalian kesehatan ibu hamil di setiap wilayah. Edukasi untuk ibu hamil, terutama yang muda, sangat penting untuk memastikan kesehatan mereka selama masa kehamilan. Jawaban Lis sangat tepat dan tidak bertele-tele,” ungkapnya.
Wijaya juga menyoroti perhatian khusus Lis terhadap masalah stunting dan kematian ibu, dengan menekankan pentingnya edukasi yang menyeluruh. Program-program khusus seperti penyediaan vitamin dan sosialisasi kesehatan menjadi prioritas.
“Saya sependapat dengan pernyataan Lis bahwa pemerintah harus mengambil peran utama dalam mengatasi masalah ini melalui penyediaan anggaran yang memadai dan peningkatan jaminan kesehatan bagi masyarakat, terutama ibu hamil,” tambahnya.
“Secara keseluruhan, Lis-Raja terlihat lebih berpengalaman dan unggul dalam debat ini,” tutup Wijaya. (ANG)