PIJARKEPRI.COM – Fenomena kenakalan remaja di Indonesia terus menjadi perhatian publik. Seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan sosial, perilaku menyimpang di kalangan remaja kian mengkhawatirkan.
Berbagai bentuk kenakalan remaja seperti tawuran, penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, dan tindakan kriminal lainnya kerap terjadi di berbagai daerah.
Sekretaris Daerah Kabupaten Natuna, Boy Wijanarko, Sabtu (28/9/2024) mengatakan, sebab-sebab banyak faktor yang menyebabkan remaja terjerumus dalam kenakalan.
“Penyebab kenakalan remaja diantaranya, krisis identitas, lingkungan sosial yang buruk, Pengaruh Teknologi dan Media, dan Kurangnya Pendidikan Karakter,” kata Boy.
Boy mengatakan, kenakalan remaja yang disebabkan dari krisis Identitas, dapat dijelaskan, masa remaja adalah masa pencarian jati diri.
Pada fase itu, lanjutnya, remaja sering kali merasa bingung dan tertekan dengan tuntutan lingkungan sosial, keluarga, dan pendidikan.
“Ketidakstabilan emosi yang terjadi membuat mereka rentan terlibat dalam perilaku negatif,” ujar Boy.

Selanjutnya, persoalan lingkungan sosial yang Buruk juga menjadi indikator kenakalan remaja. Lingkungan tempat tinggal dan pergaulan sangat mempengaruhi perilaku remaja.
Lingkungan yang kurang mendukung perkembangan positif, seperti kurangnya pengawasan orang tua dan pengaruh teman sebaya yang negatif, sering kali menjadi pemicu utama kenakalan.
“Terkadang sebelum remaja ini kan, masih ingin tahu lebih besar. Lingkungan yang tidak positif yang kita khawatirkan. Caranya kita arahkan ke kegiatan yang positif,” ujarnya.
Kemudian, Pengaruh Teknologi dan Media juga menjadi alah satu faktor pendorong kenakalan remaja. Kemudahan akses terhadap internet dan media sosial membuat remaja lebih rentan terpapar pada konten-konten negatif, seperti kekerasan, pornografi, dan narkoba.
“Kurangnya edukasi tentang penggunaan teknologi yang bijak juga menambah kompleksitas masalah ini,” ungkapnya.
Sedangkan kurangnya pendidikan karakter juga menjadi salah satu pemicu kenakalan remaja. Pendidikan formal di sekolah sering kali lebih menekankan pada aspek akademik dan cenderung mengabaikan pembentukan karakter.
“Akibatnya, remaja tidak memiliki fondasi moral yang kuat untuk menghadapi tekanan sosial di luar sekolah,” ujarnya.
Dampak Negatif Kenakalan Remaja
Lebih lanjut, Boy menuturkan, dampak kenakalan remaja tidak hanya berdampak pada diri mereka sendiri, tetapi juga pada keluarga, masyarakat, dan negara.
“Kenakalan remaja dapat merusak masa depan remaja, meningkatnya kriminalitas hingga kerugian sosial dan ekonomi,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, kenakalan remaja dapat merusak masa depan remaja yakni, kenakalan dapat mengganggu proses pendidikan dan perkembangan remaja.
“Banyak dari mereka yang akhirnya putus sekolah dan kehilangan peluang untuk meraih masa depan yang lebih baik,” ujarnya.

Selain itu, fenomena kenakalan remaja juga berkontribusi terhadap peningkatan angka kriminalitas di masyarakat.
“Beberapa kasus tawuran antar pelajar bahkan berujung pada kekerasan fisik hingga kematian,” ujarnya.
Sedangkan dampak negatif kenakalan remaja dapat menyebabkan kerugian sosial dan ekonomi, dimana biaya sosial dan ekonomi yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja cukup besar.
“Pemerintah harus mengalokasikan anggaran untuk menangani berbagai kasus yang melibatkan remaja, termasuk rehabilitasi, pendidikan ulang, dan penegakan hukum,” ujarnya.
Solusi Menangani Kenakalan Remaja
Boy Wijanarko mengatakan, terdapat solusi untuk menangani kenakalan remaja.
Untuk mengatasi masalah kenakalan remaja membutuhkan pendekatan yang komprehensif dari berbagai pihak, mulai dari keluarga, sekolah, hingga pemerintah.
Diantaranya yakni, peran keluarga yang Lebih kuat. Orang tua harus lebih proaktif dalam memantau dan mendampingi perkembangan anak-anak mereka.
“Komunikasi yang baik dan pemberian contoh positif dari orang tua sangat penting untuk mencegah remaja terjerumus ke dalam kenakalan,” ujarnya.
Selain itu, Boy mengatakan, Pendidikan Karakter di Sekolah menjadi salah satu solusi mengatasi kenakalan remaja. Dimana,sekolah harus memainkan peran yang lebih besar dalam mengembangkan karakter siswa, dengan mengintegrasikan pendidikan moral dan etika dalam kurikulum.
“Kegiatan ekstrakurikuler yang positif juga dapat menjadi sarana untuk menyalurkan energi dan kreativitas remaja,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Boy, pengawasan dan edukasi tentang teknologi merupakan bagian dari solusi mengatasi kenakalan remaja.
Edukasi yang baik tentang penggunaan teknologi dan media sosial harus diberikan sejak dini.
“Remaja perlu dibimbing untuk memanfaatkan teknologi dengan bijak, serta dilindungi dari paparan konten yang merusak,” ujarnya.
Sedangkan pemberdayaan komunitas dan program sosial, juga merupakan salah satu solusi mengatasi permasalahan kenakalan remaja dengan cara pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat dapat mengadakan program-program pemberdayaan remaja di lingkungan mereka.
“Program ini bisa berupa pelatihan keterampilan, seminar motivasi, hingga kegiatan sosial yang mendorong remaja untuk lebih produktif dan berpikir positif,” ujarnya.
Menurut Boy, kenakalan remaja adalah tantangan yang harus segera ditangani, melalui kerjasama semua pihak.
“Dengan kerjasama yang baik antara keluarga, sekolah, pemerintah, dan masyarakat, diharapkan generasi muda Indonesia dapat tumbuh menjadi pribadi yang berkualitas dan berkontribusi positif bagi bangsa,” pungkasnya.
Pewarta : Zamroni