Masyarakat Tidak Terpengaruh Isu SARA di Pilwako Tanjungpinang

Ketua Tim P3M Stisipol Raja Haji Tanjungpinang, Suyito, S.Sos, M.Si (foto: Aji)
Ketua Tim P3M Stisipol Raja Haji Tanjungpinang, Suyito, S.Sos, M.Si (foto: Aji)

PIJARKEPRI.COM, Tanjungpinang – Manuver politik dari para swing voter (pemilih yang belum menentukan pilihan) di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tanjungpinang 2018 mengenai, isu Suku, Agama dan Ras (Sara) di media sosial mau pun publik tidak mempengaruhi pilihan masyarakat.

Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Stisipol Raja Haji Tanjungpinang dalam survey bertajuk “Siapa Pemenang Pilkada Tanjungpinang 2018?” yang dilaksanakan 8-14 Juni 2018 menemukan masyarakat Tanjungpinang tidak memilih berdasarkan kesamaan suku, agama dan ras.

Bacaan Lainnya

Ketua Tim P3M Stisipol Raja Haji Tanjungpinang, Suyito, S.Sos, M.Si mengungkapkan, hasil analisis prilaku pemilih yang menempatkan prilaku pemilih pada potensi politik identitas tidak ditemukan potensi itu secara signifikan.

“Untuk menentukan pilihan masyarakat Tanjungpinang tidak terpengaruh dengan isu-isu suku, agama dan sara,” ungkapnya, Senin (25/6).

Dari 400 responden yang tersebar di 18 kelurahan dan 4 kecamatan, ditemukan 23,00 persen responden (masyarakat) akan memilih pasangan calon atas dasar pertimbangan kesamaan suku, agama dan keturunan.

Sementara sebanyak 54,00 persen responden tidak akan menggunakan memilih calon berdasarkan kesamaan suku, agama dan keturunan tersebut.

P3M Stisipol Raja Haji memprediksi, temuan tersebut menjelaskan peta dukungan atas dasar prilaku pemilih yang terasosiasi pada kedua kandidat calon yaitu calon mana yang teridentifikasi menggunakan isu isu primodial (kesamaan suku, ras dan agama,red) dan calon yang tidak memainkan isu primodial.

Diketahui, survey tersebut menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan jumlah sampel dalam survey 400 responden, dengan margin of error ± 5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

“Metode pengumpulan data adalah responden terpilih diwawancara secara tatap muka menggunakan kuesioner oleh pewawancara yang telah dilatih. Setiap pewawancara
bertugas mewawancarai responden dengan jumlah yang bervariatif untuk setiap kelurahan,” ujarnya.

Aji Anugraha

Editor : Leo Fernandes

Pos terkait