PIJARKEPRI.COM – Dalam debat publik kedua calon Wali Kota Tanjungpinang yang digelar di Hotel CK Tanjungpinang, Senin (18/11/2024), Calon Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah menyoroti sejumlah permasalahan mendasar yang tengah dihadapi masyarakat Tanjungpinang.
Diantaranya perekonomian yang merosot tajam, keterbatasan akses pendidikan, pelayanan kesehatan yang belum memadai, dan lapangan pekerjaan yang sempit. Termasuk kesejahteraan ASN Pemko Tanjungpinang, PNS dan PPPK yang terancam, serta warga miskin dan pelaku UMKM, yang belum mendapat perhatian semestinya.
Melalui Visi Bima Sakti, Lis mengajak seluruh elemen masyarakat Tanjungpinang untuk bersatu dalam membenahi permasalahan Tanjungpinang, dengan semangat berbenah dalam mewujudkan perubahan yang lebih baik melalui pembangunan holistik demi kesejahteraan seluruh masyarakat Tanjungpinang.
Selengkapnya pidato Lis Darmansyah dalam debat kedua:
Saudara-saudara sekalian,
Kita semua tentu merasakan denyut kehidupan Kota Tanjungpinang yang kita cintai ini. Sebagai rumah bagi kita semua, kita pasti ingin melihat kota ini berkembang menjadi kebanggaan bersama, di mana masyarakatnya dapat hidup dengan nyaman, aman, dan sejahtera. Sebuah kota yang indah, bersih, dan memiliki infrastruktur yang representatif untuk mendukung setiap aspek pembangunan.
Namun, kita tidak bisa menutup mata terhadap kenyataan bahwa harapan itu masih jauh dari tercapai. Kota Tanjungpinang kita tercinta masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk penataan kota yang belum terencana dengan baik.
Banyak keluhan masyarakat yang muncul, mulai dari sulitnya mendapatkan akses pendidikan berkualitas, terbatasnya layanan kesehatan gratis, hingga meningkatnya angka pengangguran, terutama di kalangan pemuda. Kehidupan pedagang kecil, pelaku UMKM, serta masyarakat miskin pun kerap kali terabaikan, seiring dengan terbatasnya anggaran yang ada. Banyak dari mereka yang tidak tersentuh oleh program bantuan pemerintah.
Tak hanya itu, kita juga mendengar keluhan dari para pegawai yang tunjangannya sering terlambat berbulan-bulan, bahkan terancam dipotong hingga 30 persen. Semua persoalan ini menggambarkan bahwa Kota Tanjungpinang kini tengah berada pada titik kritis akibat buruknya pengelolaan dan tata kelola pemerintahan.
Oleh karena itu, dengan niat tulus dan tekad yang kuat, saya mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama berjuang membenahi kota ini. Mari kita perbaiki segala kekurangan dan wujudkan perubahan yang nyata.
Sebagai seorang pemimpin, saya percaya pada prinsip efisiensi dan keadilan dalam pengelolaan pemerintahan, seperti yang dicontohkan oleh kepemimpinan Umar bin Khattab. Beliau mampu merapikan sistem pemerintahan, mengoptimalkan kinerja administrasi, serta melakukan audit dan pelaporan yang transparan demi kepentingan rakyat. Ini adalah teladan yang harus kita ikuti untuk menciptakan pemerintahan yang benar-benar melayani.
Visi yang kami tawarkan, yakni Bima Sakti, adalah sebuah perencanaan pembangunan yang holistik dan terintegrasi. Dalam visi ini, seluruh aspek pembangunan—dari infrastruktur hingga pemberdayaan masyarakat—akan dikelola secara terpadu, terukur, dan sistematis. Pembangunan yang tidak hanya fisik, tetapi juga mental dan budaya.
Kita tidak boleh lupa bahwa Kota Tanjungpinang adalah bagian dari sejarah besar Melayu. Identitas ini harus dijaga dan dijadikan landasan dalam setiap langkah pembangunan.
Melalui pemeliharaan warisan budaya ini, kita dapat memperkuat rasa kebersamaan dan kesatuan masyarakat Kota Tanjungpinang. Selain itu, penataan tata ruang yang lebih baik akan membuat kota ini tidak hanya indah dipandang, tetapi juga lebih representatif sebagai rumah bagi seluruh lapisan masyarakat.
Mari bersama-sama kita bangun Kota Tanjungpinang menjadi kota yang lebih baik, tempat di mana setiap warga dapat hidup dengan layak dan penuh harapan. Saya yakin, dengan tekad dan kerja keras kita semua, perubahan yang kita cita-citakan akan terwujud.
Terima kasih.