PIJARKEPRI.COM – Dinas Kepemudaan dan Olahraga Tanjungpinang, Kepulauan Riau menggelar Lomba Karya Tulis Ilmiah Pemuda (LKTIP) 2020.
Dibuka Kepala Dispora Tanjungpinang, Agustiawarman, di Comfort Hotel, Rabu (18/11/2020), LKTIP 2020 telah masuk dalam babak penyisihan.
Dari 18 peserta yang ikut serta dalam LKTIP 2020 tersebut, tersisa 7 peserta yang tengah bertarung mempresentasikan setiap karya tulis ilmiah.
Dispora Tanjungpinang mengusung tema LKTIP 2020 yang diperlombakan yakni, Kolaborasi dan kokereasi pemuda Indonesia dalam mewujudkan tatanan sosial, ekonomi dan budaya yang berkemajuan.
Kepala Dispora Tanjungpinang, Agustiawarman mengatakan, hasil kejuaraan LKTIP 2020 tersebut akan dijadikan bahan acuan untuk pelaksanaan kegiatan kepemudaan baik di Dispora maupun OPD lain di Kota Tanjungpinang.
“Kami berharap banyak kelompok yang dapat di tampilkan. kami ucapkan terimakasih atas nama pimpinan dan atas peran serta pesera, sehingga dapat menghasilkan sebuah karya ilmiah yang baik untuk nantinya dapat diimplementasikan di kehidupan masyarakat,” ungkapnya.
Kepala Bidang Kepemudaan Dispora Tanjungpinang, Syavran S.A menjelaskan, pelaksanaan LKTIP 2020 tersebut dibuka sejak 19 Oktober hingga 30 Oktober 2020.
Penyerahan karya tulis ilmiah dimulai sejak 2 November hingga 16 November 2020. Sedangkan PPT persentasi finalis KTIP 2020 dimulai sejak 17 -18 November 2020.
“Dari 18 peserta yang mengikuti lomba kami saring menjadi 7 peserta. Saat ini, kami telah menyerahkan kepada juri untuk menilai setiap persentasi peserta LKTIP 2020, dan akan diambil 4 peserta,” ungkapnya.
Mereka yang menang dalam perlombaan LKTIP 2020 tersebut akan mendapatkan penghargaan berupa uang pembinaan, tropi dan sertifikat dari Dispora Tanjungpinang.
Dispora Tanjungpinang melibatkan juri dalam perlombaan LKTIP 2020 tersebut dari para akademisi yakni, Ketua Stisipol Raja Haji Tanjungpinang Hendri Sanopaka, Dekan Fakultas Ekonomi UMRAH Asmaul Husna dan Dosen Ilmu Hukum FISIP UMRAH Pery Rehandra Sucipta.
“Objek penilaian dalam LKTIP ini, bobot karya tulis ilmiah itu lebih besar, dan persentasi,” kata Hendri Sanopaka. (JPK)
Editor : Aji Anugraha
