Tiga Pilar Perlindungan Anak: Gizi, Digital, dan Budaya

Tiga Pilar Perlindungan Anak: Gizi, Digital, dan Budaya
Tiga Pilar Perlindungan Anak: Gizi, Digital, dan Budaya

PIJARKEPRI.COM – Pemerintah terus memperkuat upaya perlindungan anak melalui tiga strategi utama: pemenuhan gizi, keamanan digital, dan penguatan karakter berbasis budaya. Langkah nyata dari kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP TUNAS).

PP tersebut mewajibkan seluruh platform digital menyediakan fitur penyaring konten, verifikasi usia pengguna, serta kontrol orang tua. Tujuannya jelas — melindungi anak dari paparan konten berbahaya sekaligus membangun ruang digital yang aman dan mendidik.

Bacaan Lainnya

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Batam, Rudi Panjaitan, di Batam, Selasa (7/10/2025) menilai aturan ini sebagai tonggak penting dalam menghadirkan ekosistem digital yang ramah anak.

“Pemerintah hadir bukan untuk membatasi, melainkan memastikan anak-anak tumbuh di lingkungan digital yang sehat dan mendidik. Teknologi harus menjadi alat pembelajaran, bukan ancaman bagi masa depan mereka,” ujar Rudi.

Ia menjelaskan, strategi perlindungan anak juga dijalankan secara menyeluruh melalui program “Makan Bergizi Gratis (MBG)” dan “Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG)” guna memastikan tumbuh kembang anak yang optimal. Sementara itu, penguatan karakter dilakukan dengan menanamkan nilai-nilai budaya lokal.

“Anak-anak perlu mendapatkan keseimbangan antara kemajuan teknologi dan nilai budaya. Literasi digital harus berjalan berdampingan dengan pendidikan karakter agar mereka tidak tercerabut dari akar budayanya,” tambahnya.

Diskominfo Batam, lanjut Rudi, mendukung penuh implementasi PP TUNAS dengan memperkuat edukasi literasi digital di sekolah, komunitas, dan keluarga.

“Kami ingin memastikan orang tua memahami pentingnya pendampingan digital, dan anak-anak mampu menggunakan teknologi secara bijak, kreatif, serta bertanggung jawab,” tegasnya.

Pemerintah berharap, melalui sinergi antara gizi, digital, dan budaya, anak-anak Indonesia tumbuh sehat, cerdas, berkarakter, serta memiliki jati diri kuat menuju “Indonesia Emas 2045”. (ANG)

Pos terkait