Ungkapan AWe Saat Melantik Kepala SD SMP dan Auditor

Bupati Lingga Alias Wello saat melantik kepala sekolah di Gedung Nasional Dabo Singkep. (F-aci)
Bupati Lingga Alias Wello saat melantik kepala sekolah di Gedung Nasional Dabo Singkep. (F-aci)

PIJARKEPRI.COM, Lingga – Bupati Lingga, Alias Wello, melantik 60 Kepala Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Auditor, di Gedung Nasional Dabo Singkep, Jum’at (14/9/2018).

Bagi pria yang kerap disapa Awe ini, pelantikan tersebut terbilang istimewa. Pasalnya, dalam setiap pelantikan Awe tak pernah memimpin pelaksanaan dalam jumlah vesar disuatu ruangan, semisal auditorium yang digelar saat ini. Biasa pelaksanaan kegiatan di gelar di kebun dan sawah.

Bacaan Lainnya

Awe mengungkapkan, menurutnya dengan melaksanakan pelantikan di kebun dan di sawah, merupakan upaya untuk menginspirasi bagi mereka yang dilantik, dengan begitu mereka yang akan mengemban amanah akan bersahaja dengan alam.

Selain itu, menurut Awe, dengan menggelar pelantikan di alam terbuka akan menampakkan bahwa suatu pelantikan  tidak ada yang sakral dan tidak ada yang luar biasa.

“Sebab yang luar biasa itu adalah kerja-kerja saudara, kalau pelantikannya biasa-biasa saja. Karena peran satu jabatan sebelum melaksanakan pekerjaan harus dilantik,” ungkapnya.

Awe mengutarakan pendapatnya mengenai kebiasaanya melantik ditempat tertutup hanya untuk mereka yang kurang sehat, seperti mereka yang tidak bisa berdiri terlalu lama dan tidak bisa berjemur.

“Jadi saya ingatkan untuk massa yang akan datang untuk acara-acara seperti ini akan kita adakan terbuka lagi, kita sebagai pekerja dengan situasi dan kondisi,” kata Alias Wello, saat Pelantikan dan Pengambilan Sumpah/Janji Kepala SD, SMP dan Auditor di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Lingga, di Gedung Nasional Dabo Singkep, Jum’at (14/9/2018).

Dengan begitu Awe mengharapkan kepada para pejabat yang baru dilantik, dia mengibaratkan kedalam prinsip pilosofi masyarakat jawa, bagaimana seorang pemimpin itu berada di depan dan dapat memberikan contoh dan tauladan serta mampu berada ditengah-tengah komunitasnya, masyarakat yang di pimpinnya untuk mengambil prakarsa-prakarsa dalam melaksanakan ide-ide baru yang inovatif.

Dilanjutkan, kemudian dia juga harus ada dibelakang siap untuk memberika dorongan-dorongan dan memberikan motovasi untuk berbuat sesuatu yang baik, inilah tiga prinsif kepemimpinan dalam pilosofi masyarakat jawa. itu masih sangat relefan dengan kondisi masyarakat kita saat ini. karena saya sudah banyak mendengar dan menerima keluhan masyarakat dalam masa kepemimpinan saya dalam 2 setengah tahun ini, masalah pendidikan dan masalah kesehatan. untuk kebijakan daerah masalah pendidikan dan masalah kesehatan adalah masalah dasar.

“Jadi pahami itu kemudian laksanakan, kepada kepala dinas pendidikan saya berharap selaku leader lansung di OPD ini, akan memberikan betul-betul satu motivasi dan mempersembahkan kerja yang terbaik bagi masyarakat dan bagi daerah, karena kita harus menjadi ujung tombak bagi masyarakat, kita tidak bisa lagi main-main dengan persoalan yang menyangkut masyarakat,” imbuhnya.

ACI

Pos terkait