Stafsus Gubernur Kepri Tantang Kepala BP Batam Buka-Bukaan Soal Aksi Rempang Perintah Pemprov Kepri

Foto dari kiri : Stafsus Gubernur Kepri Basyaruddin Idris saat mengevakuasi anak sekolah yang terdampak konflik antara aparat dan warga rempang aksi penolakan relokasi, di Rempang, 16 September 2023. (Foto Kanan) Ss Kepala BP Batam HM Rudi saat pidato dan menyebar di media sosial. (Foto: kolase pijarkepri.com)
Foto dari kiri : Stafsus Gubernur Kepri Basyaruddin Idris saat mengevakuasi anak sekolah yang terdampak konflik antara aparat dan warga rempang aksi penolakan relokasi, di Rempang, 16 September 2023. (Foto Kanan) Ss Kepala BP Batam HM Rudi saat pidato dan menyebar di media sosial. (Foto: kolase pijarkepri.com)

PIJARKEPRI.COM – Staf Khusus Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Basyaruddin Idris atau akrab disapa Oom menantang Walikota Batam sekaligus Kepala BP Batam, M Rudi buka-bukaan soal aksi Tolak Relokasi Masyarakat Rempang belum lama ini yang disebut-sebut merupakan arahan dari Pemprov Kepri.

Basyaruddin di Tanjungpinang, Selasa (7/11/2023) mangatakan, pernyataan itu dia sampaikan menyikapi video pernyataan Walikota Batam H Muhammad Rudi dalam suatu pertemuan dan menyebar di media sosial menyatakan aksi penolakan relokasi masyarakat Rempang belum lama ini diarahkan Pemerintah Provinsi Kepri.

Bacaan Lainnya

Dalam video yang beredar luas di media sosial dan akun media sosial media online itu, Kepala BP Batam yang juga Walikota Batam H Muhammad Rudi menyebutkan, dirinya mendapatkan keterangan dari sejumlah keluarga masyarakat yang ditahan Polisi, di Polresta Barelang terkait kisruh aksi unjuk rasa penolakan relokasi Rempang, Batam.

“Hanya 8 orang saja orang rempang, yang lainnya bukan orang rempang, susah nanti saya keluar akan saya buka semua bahwa ini adalah kerjaan provinsi kepulauan riau, saya tidak sebut orangnya tapi kira-kira ada disana bapak ibu sekalian,” kata HM Rudi.

Bahkan dalam video itu HM Rudi menyebut warga yang di tahan Polresta Barelang bercerita kepadanya soal anggaran untuk aksi unjuk rasa Rempang tersebut.

“Yang kena tahan itu cerita sendiri, yang nyuruh dulu uangnya belum lunas, dan tidak diurus nih, kenapa saya tahu karena keluarganya datang kepada saya, tolonglah lepaskan suami kami, kamu tinggal dimana, saya tinggal di Tanjungpinang, dari Lingga,” kata Rudi dalam video berdurasi 01.20 detik itu.

Menyikapi hal itu, Staf Khusus Gubernur Kepri Basyaruddin Idris, mengungkapkan, menyayangkan
kalimat-kalimat yang dilontarkan oleh Kepala BP Batam dengan menuding Pemprov Kepri tanpa alasan yang kuat, dan berharap Kepala BP Batam dapat mengutarakan kebenaran dari peristiwa unjuk rasa penolakan Relokasi warga Rempang tersebut.

“Dari sini saya menantang Pak Rudi untuk buka-bukaan, untuk terang-terangan dan kita berharap pihak Polda Kepri memeriksa dalam hal ini sebagaimana yang disampaikan Kepala BP Batam,” kata Oom.

“Sekali lagi saya tantang Rudi untuk buka-bukaan, jadilah pemimpin yang berani, bukan jadi pemimpin yang pengecut,” timpalnya.

Kembali Basyaruddin Idris menjelaskan kepada Kepala BP Batam HM Rudi mengenai aksi unjuk rasa penolakan warga Rempang untuk direlokasi BP Batam belum lama ini merupakan perjuangan yang dilakukan masyarakat rempang selama ini.

Menurutnya, perjuangan yang dilakukan warga Rempang dalam bentuk aksi unjuk rasa sesuai dengan hati nurani mereka dan keinginan mereka mempertahankan tanah leluhur.

“Sekali lagi saya katakan kepada H Muhammad Rudi saya tantang untuk buka-bukan dan jadilah pemimpin yang jujur bukan pengecut. Jangan menutupi kegagalan sendiri dengan mengkambinghitamkan orang lain,” kata Oom.

Untuk itu, Basyaruddin Idris meminta agar aparat penegak hukum di Polda Kepri dapat mengungkap persoalan yang dia sebut kalimat yang diutarakan Kepala BP Batam tersebut diduga provokatif.

“Kita juga minta pihak Polda Kepri untuk segera mengusut tuntas masalah yang dilontarkan Kepala BP Batam ini, bahasa yang hoax, bahas menghasut, yang memprovokasi, jadi kita mohon kepada pihak Polda untuk segera mengusut kasus ini,” ungkapnya.

Baharudin Idris mengatakan selama konflik antara warga Rempang dan BP Batam berlangsung saat tragedi penolakan pematokan lahan perusahaan yang akan masuk ke daerah itu, dirinya menyambangi warga yang terkena dampak, dan berupaya memberikan pelayanan evakuasi warga, hingga anak sekolah.

“Foto yang beredar saya melihat langsung kondisi balita yang katanya meninggal dunia terkena gas air mata, akan tetapi itu tidak benar ternyata. Dan soal anak sekolah yang naik mobil pick up itu adalah upaya mengevakuasi mereka agar cepat sampai di rumah dan tidak terlibat konflik warga dan aparat pada 16 September 2023. Jadi jangan kaitkan niat baik dengan fitnah,” pungkasnya.

Pewarta : Aji Anugraha

Pos terkait