PIJARKEPRI.COM – Pangkalan TNI Angkatan Udara Raden Sadjad (Lanud RSA), Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, menggelar simulasi force down atau penurunan paksa pesawat asing.
Simulasi dilaksanakan pada Kamis (21/9/2023) di Bandara Lanud RSA, Ranai, Natuna.
Latihan penurunan paksa itu diskenariokan bahwa adanya informasi pesawat asing (Lasa-X) yang terpantau di layar monitor Satuan Radar (Satrad) 212 Ranai.
Usai mengetahui hal tersebut, petugas Satrad 212 langsung mengkomfirmasikannya ke Kosek IKN Koopsud I dan Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Jakarta barat.
Usai dikonfirmasi, ternyata, pesawat tersebut tidak memiliki izin terbang melintas (Flight Clearance Dan Security Clearance) di wilayah udara Indonesia, tepatnya di perairan Laut Natuna Utara.
Dengan informasi itu, Komandan Kosek IKN kemudian melaporkannya ke Pangkoopsud I, selanjutnya Pangkoopsud I menindaklanjuti dengan melaporkan ke Koopsudnas.
Lalu Pangkoopsudnas sebagai komando atas langsung memerintahkan kepada Pangkoopsud I, untuk menurunkan secara paksa pesawat asing tersebut ke Bandara Lanud RSA.
Dan Pesawat asing itupun, langsung diturunkan menggunakan satu flight pesawat tempur TNI AU jenis Hawk 100/200.
Setelah mendarat di Lanud RSA, pesawat dibawa ke Apron Timur Base Ops, menggunakan follow me car dan dikawal pasukan pertahanan pangkalan (Sathanlan) dan Satuan Polisi Militer TNI AU (Satpomau) Lanud RSA untuk diamankan dan keterangan.
Setelah diintogerasi pilot, crew dan penumpang pesawat, diserahkan ke pihak Kementerian/Lembaga Pemerintah sesuai hasil koordinasi Komandan Lanud RSA.
Komandan Lanud RSA Kolonel Pnb Dedy Iskandar menyebut, latihan ini dimaksudkan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan seluruh unsur dari Lanud RSA dan instansi terkait.
Tujuannya kata dia, agar saat dihadapkan kejadian sesungguhnya, semua unsur sudah siap untuk melakukan tugas masing-masing.
“Latihan melibatkan pesawat Cassa 212 dari Skadron Udara 4, Lanud Abdulrachman Saleh, Malang dengan Tail Number A-2113 dan satuan seperti unsur Base ops, Satpomau, Intelijen, Hukum, Rumah Sakit serta Pasukan Pertahanan Pangkalan Lanud RSA, total kurang lebih 150 personel,” ucap Dedy melalui keterangan resminya. Jumat (22/09). (RLS/MAN).