[Video ] Menelusuri Sungai Ular dan Vihara Gerbang Neraka
PIJARKEPRI.COM – Tur Hutan Mangrove Sungai Ular merupakan salah satu destinasi wisata alam, di Sungai Ladi, Kelurahan Kampung Bugis, Kecamatan Tanjungpinang Kota.
Sungai Ular, begitu penduduk Kampung Bugis menyebutnya merupakan satu diantara objek wisata terbaru besutan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Cogan Bertuah.
Ketua Pokdarwis Kampung Bugis, Iskandar, mengatakan, penamaan Sungai Ular diberikan dikarenakan alur sungai tersebut berkelok-kelok seperti ular.
Selain itu, di hamparan hutan tersebut banyak ular bakau, sehingga penduduk setempat menyebut sungai tersebut Sungai Ular.
“Kenapa diberikan nama sungai ular karena di sungai ini banyak ular bakau (Mangrove) dan alurnya berkelok-kelok seperti ular,” kata Iskandar.
Pokdarwis Cogan Bertuah sedari awal mempopulerkan Sungai Ular sebagai pilihan destinasi wisata alam Tanjungpinang.
Objek wisata Sungai Ular menyuguhkan berbagai jenis tumbuhan mangrove, seperti
api-api(avicenia alba), tengar (ceriop tagal), bakau minyak (rhyzophora apiculata), petut, nipah ( nypa fruticans), nyirih (xylocarpus granatum koeb), jenis akar, still root.
“Setiap bakau kami beri tanda penamaan sesuai dengan jenisnya,” kata Iskandar.
Jika beruntung, saat menelusuri Sungai Ular, pengunjung dapat menemukan penduduk setempat yang tengah mencari kerang.
Penduduk setempat mencari kerang untuk dikonsumsi pribadi maupun di jual ke restoran setempat.
“Rasanya sedap, manis,” kata Ira, penduduk Sungai Ladi, tengah mencari kerang di Sungai Ular bersama warga lainnya.
Vihara Gerbang Neraka di Sungai Ular
Alur Sungai Ular juga terhubung dengan Vihara Guanyin Anio atau dikenal dengan Vihara Gerbang Neraka.
Lokasinya 2 kilometer dari dermaga Sungai Ladi. Vihara ini dapat ditempuh jalur laut yakni Sungai Ular dan jalur darat.
Pokdarwis Cogan Bertuah juga mempromosikan Vihara Gerbang Neraka sebagai destinasi sejarah, budaya dan religi Kota Tanjungpinang.
Pengunjung dapat melewati akses laut setelah menikmati wisata menyusuri Sungai Ular. Namun, sebaiknya saat berwisata Sungai Ular sewaktu air laut pasang, hal itu dikarenakan dermaga Vihara Gerbang Neraka berbahaya untuk dilalui pengunjung lantaran kondisinya yang ambruk.
“Jadi ini adalah akses menuju sungai ular. Jalan darat juga bisa,” kata Pengurus Pokdarwis Cogan Bertuah, Fadil.
Bentuk arsitektur Vihara Gerbang Neraka tak jauh beda dengan vihara pada umumnya di Tanjungpinang.
Perpaduan warna merah dan kuning menjadi ciri khas vihara ini, dengan naga di ujung bumbung atapnya.
Hal yang menarik berada di balik gerbang masuk Vihara. Terdapat sejumlah lukisan menggambarkan kekejaman siksaan manusia.
Penjaga Vihara Gerbang Neraka, Useng Lie (73), mengatakan, lukisan tersebut menggambarkan siksaan di neraka, menurut keyakinannya.
Setiap manusia yang berbuat kejahatan akan diadili di neraka. Sebelum itu dari mereka akan menghadapi pengadilan.
“Itu menggambarkan prilaku manusia, jika berbuat jahat dan baik,” katanya.
Useng Lie mengatakan, Vihara Gerbang Neraka berusia sekitr 200 tahun. Vihara ini nomor 2 tertua setelah vihara di Senggarang, Tanjungpinang.
“Vihara ini nomor dua, yang di senggarang paling tua usianya,” ungkapnya.
Vihara Gerbang Neraka selalu ramai dikunjungi penduduk lokal, wisatawan dalam negeri maupun mancananegara, terlebih pada perayaan hari-hari besar keagamaan umat Budha maupun Konghucu.
“Kalau Imlek ramai yang datang, bulan 2,” ujarnya.
Saat ini, Pokdarwis Cogan Bertuah membuka paket wisata bagi siapa saja yang ingin berwisata Sungai Ular dan Vihara Gerbang Neraka.
Mereka memberikan harga promo Tour Sungai Ular senilai Rp.50 ribu perorang dan telah mendapatkan makanan ringan dan air mineral.
Paket 5 orang Rp. 450 sudah termasuk makan siang di restoran Li Joly Foat. Sedangkan paket 6 sampai dengan 10 orang seharga Rp.850 termasuk makanan ‘seefood’.
Pewarta : Aji Anugraha