PIJARKEPRI.COM – Peninggalan sejarah Kesultanan Riau Lingga, di Tanjungpinang, Kepulauan Riau mendapatkan tempat khusus bagi Pemerintah Kota Tanjungpinang.
Salah satu cagar budaya yang menjadi destinasi pariwisata kota gurindam yang mulai diperbarui yakni, Istana Kota Rebah, yang berada di Kecamatan Tanjungpinang Kota.
Istana Kota Rebah merupakan benda cagar budaya dan situs Kerajaan Riau, Johor, Pahang, Lingga (Kota Raja/Kota Lama) yang berada di hulu Sungai Riau, Sungai Carang.
Pada plang penjelasan situs ini, kawasan Hulu Riau sebagai tempat Istana Kota Lama mulai dibuka tahun 1673 oleh Laksamana Tun Abduljamil atas perintah Sultan Abduljalilsyah III (Sultan Johor ke-8)
Saat ini Istana Kota Rebah dibuka untuk umum dengan konsep taman. Area yang terbaru berada pada jembatan lingkar yang mengelilingi pesisir Istana Kota Rebah dengan nuansa alami hutan bakau (Mangrove)
Selain dapat melihat makam-makam para Raja Kesultanan Riau Lingga Johor Pahang terdahulu, pengunjung juga dapat mengilingi hutan mangrove yang berhadapan langsung dengan Jembatan Sungai Carang.
“Menurut saya tempat ini sangat menarik ya. Jembatannya bagus, aman, nyaman juga, tentu ini menarik untuk dikunjungi,” kata Arie Irwansyah.
Sebagian besar pengunjung menikmati fasilitas yang disediakan, mulai dari balai tempat peristirahatan, kursi taman dan jalan-jalan yang tersusun rapi. Menempatkan kesan terbaik untuk siapa saja yang mengunjungi lokasi ini.
”Menarik ya, lokasinya banyak sekali untuk dijadikan spot foto,” kata Fachry Naviardy, Foto dan Videografer, saat ditemui di Istana Kota Rebah.
Untuk itu, Pemerintah Kota Tanjungpinang mengharapkan semua pihak dapat menjaga, merawat dan tidak merusak bangun di cagar budaya ini.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, Meytia Yulianty, belum lama ini mengatakan, peran serta Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) sangat diperlukan untuk mengelola dan mengembangkan priwisata di setiap wilayah Kota Tanjungpinang.
Upaya itu untuk mendorong pembangunan potensi pariwisata secara mandiri secara bersama.
“Saya berharap bangunan yang sudah dibangun dapat dijaga dengan baik, tidak di rusak. Pokdarwis dapat mengelola objek pariwisata yang sudah ada dengan baik,” kata Meytia.
Lokasi Istana Kota Rebah dapat ditempuh melalui jalur laut mau pun darat, 30 menit dari Pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura Tanjungpinang.
Selain Istana Kota Rebah, masih banyak objek wisata di Tanjungpinang, mulai dari wisata sejarah dan religi di Pulau Penyengat, Masjid Keling, Gereja Santa Maria Tak Bernoda, sejumlah vihara dan kelenteng di Senggarang hingga wisata buatan yang dapat dinikmati bagi siapa saja yang ingin mengunjungi Kota Tanjungpinang. (ANG)