Kepri Kekurangan Alat Pelindung Diri Covid-19, ODP Terus Bertambah

Petugas kesehatan di RSUD Raja Ahmad Tabib Tanjungpinang, Kepualuan Riau menggunakan pakaian hazmat saat membersihkan sejumlah ruang tempat isolasi pasien Covid-19 di rumah sakit itu, belum lama ini. (foto: istimewa/pijarkepri.com)
Petugas kesehatan di RSUD Raja Ahmad Tabib Tanjungpinang, Kepualuan Riau menggunakan pakaian hazmat saat membersihkan sejumlah ruang tempat isolasi pasien Covid-19 di rumah sakit itu, belum lama ini. (foto: istimewa/pijarkepri.com)

PIJARKEPRI.COM – Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Kepri menyatakan kekurangan alat pelindung diri (APD) untuk penanganan pasien Covid-19 di daerah itu.

“Kami sangat kekurangan APD yang diberikan tidak cukup,” kata Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kepri, Budiharto, dihubungi dari Tanjungpinang, Sabtu (28/3/2020).

Ia mengatakan Kepri mengajukan 20.000 APD kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pusat, namun pusat hanya memberikan 2000 APD. Baju APD tersebut sudah di distribusikan ke 4 rumah sakit yang ditunjuk untuk menangani pasien Covid-19.

Empat rumah sakit yang mendapatkan APD berupa baju pelindung diri itu yakni, Rumah Sakit Embung Fatimah Batam, Rumah Sakit Otorita Batam, Rumah Sakit Muhammad Sani Karimun dan Rumah Sakit Raja Ahmad Tabib Tanjungpinang. Setiap rumah sakit mendapatkan 100-200 APD.

“Kami bagikan ke rumah sakit yang di tunjuk, kalau ditanya cukup atau tidak jelas tidak cukup, karena APD itu hanya untuk sekali pakai, dan yang kami terima hanya baju saja, tidak dengan kacamata, sarung tangan dan sepatu,” ungkapnya.

Direktur RSUD Raja Ahmad Tabib, di Tanjungpinang, Kepulauan Riau Elfiani Sandri mengaku sudah menerima APD penanganan Covid-19. Namun, dia tidak memastikan APD yang diberikan pusat dapat mencukupi kebutuhan penanganan pasien Covid-19 di rumah sakit tersebut.

RSUD Raja Ahmad Tabib Tanjungpinang masih menggunakan baju hazmat sebagai pengganti sementara APD penanganan pasien Covid-19 di rumah sakit tersebut. Pihak rumah sakit tidak dapat memastikan apakah baju hazmat sesuai standar WHO untuk penanganan Covid-19.

“APDnya untuk saat ini ada, tapi ‘kan pasien terus berkembang, tentunya ini sangat dibutuhkan,” kata Elfiani Sandri.

Berdasarkan data perkembangan penanganan Covid-19 di Kepulauan Riau yang drilis Dinas Kesehatan Kepri, jumlah Orang Dalam Pengawasan (ODP) Covid-19 di daerah itu terus meningkat setiap hari. Hingga Sabtu, (28/3/2020) tercatat 1579 ODP Covid-19.

Sedangkan 78 orang pasien dalam pengawasan (PDP), 6 orang positif Covid-19, 124 negatif. 1 orang pasien positif Covid-19 meninggal dunia di Batam, 2 PDP menunggu hasil laboratorium pusat meninggal dunia asal Karimun dan Tanjungpinang, 3 orang PDP Covid-19 penyakit penyerta meninggal di Batam.

Kemudian Dinas Kesehatan Tanjungpinang juga mendata sebanyak 125 WNI-M KPO yang di pulangkan dari Malaysia belum lama ini di karantina di Rumah Penampungan WNI-M KPO, di Senggarang, Tanjungpinang. Satu diantara TKI tersebut dinyatakan PDP dan tengah mendapatkan perawatan di RS Raja Ahmad Tabib.

Kebutuhan APD lengkap khusus penanganan Pasien Covid-19 sangat diperlukan untuk menjamin keselamatan tenaga medis dan pasien serta masyarakat disekitarnya.

Kepala Pusat Data Penanganan Covid-19 Pusat, Agus Wibowo, mengatakan pemerintah pusat sudah mendistribusikan APD ke seluruh Provinsi di Indonesia. Pusat menyalurkan 2000 APD untuk setiap provinsi di luar Pulau Jawa dan Bali.

“APD sudah diserahkan langsung kepada Gubernur setiap Provinsi selaku Ketua Gugus Tugas. 2000 APD di setiap Provinsi di luar Jawa dan Bali,” ungkapnya.

Sejumlah organisasi rumah sakit, dokter di Kepulauan Riau mengeluhkan persoalan kekurangan APD lengkap penanganan Covid-19 melalui surat terbuka kepada Kepala Daerah belum lama ini. Bahkan sebagian dokter masih mencemaskan minimnya APD lengkap penanganan Covid-19.

Pewarta : Aji Anugraha
Editor : Redaksi

Pos terkait