Satpol PP Tangkap Pelajar Pesta Sex di Warnet, Jadi Buah Bibir

Warnet Rebel Net Jalan Sumatera yang diduga dijadikan tempat prostitusi pelajar di Kota Tanjungpinang, saat ini sudah tutup. (f-ang)
Warnet Rebel Net Jalan Sumatera yang diduga dijadikan tempat prostitusi pelajar di Kota Tanjungpinang, saat ini sudah tutup. (f-ang)

PIJARKEPRI.COM, Tanjungpinang – Petugas Patroli Wanita Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Tanjungpinang belum lama ini mengamankan dua pelajar menengah pertama tengah asik bermesraan, di sebuah Warung Internet (Warnet) Rabel Net, tepatnya di Jalan Sumatera.

Menurut isi surat No 300/195/6.2.03/2018 tertanggal 3 September 2018, bersifat penting yang ditandatangani Kepala Satpol PP dan Penanggulangan Kebakaran Kota Tanjungpinang tersebut, pelajar yang terjaring penertiban razia seragam sekolah SMP itu mengaku Rabel Net diduga menjadi tempat prostitusi, dengan menyediakan konten porno.

Bacaan Lainnya

Surat Satpol PP Tanjungpinang tersebut menyertakan 3 poin penting hasil intrograsi dari siswi SMP yang diamankan petugas.

Surat berisi kronologis temuan Satpol PP itu ditujukan kepada Dinas Pendidikan, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Dinas Sosial, Dinas Kominfo, serta Lurah Tanjungpinang Barat.

Dalam keterangannya, didapati adanya pelajar yang bermesraan di warnet tersebut dan setelah dilakukan penertiban dan diintrogasi didapati bahwa hal tersebut sudah sering dilakukan oleh pelajar di lokasi dimaksud dan mengaku sudah pernah melakukan tindak asusila.

“Perlu dilakukan pengecekan pada warnet tersebut yang disinyalir memiliki konten pornografi dikarenakan sesuai keterangan siswi yang ditertibkan, warnet tersebut adalah berkumpul “Komunitas Cucu Mbah”, dimana para pelajar tersebut melakukan party sex bebas bergantian pasangan,” tulis surat bersifat penting tersebut yang ditujukan ke beberapa OPD terkait.

Sementara, kasus pelajar SMP diduga pesta sex di Warnet Rebel Net menjadi perbincangan hangat (Buah Bibir) warga net di lini masa dan masyarakat setempat. Sebagian menilai tindakan Satpol PP menangkap pelajar di warnet tersebut dan mengintrogasi para siswa terkesan arogan.

“Sepertinya Satpol PP salah, kenapa baru sekali-kali ditangkap, di gerebek, diperiksa, terus diintrogasi, kemarin-kemarin kemana. Apa hanya satu warnet itu saja, bagaimana dengan warnet lain, kan banyak tu,” kata Siti, salah satu Ibu rumah tangga di kota itu.

Senada disampaikan Neta, yang membaca sejumlah pemberitaan mengenai pesta sex pelajar SMP yang tersebar di lini masa. Ia mengungkapkan, rasa prihatin yang teramat dalam di dunia pendidikan, dan melarang tegas, Satpol PP mengekspos penangkapan tersebut.

“Saya rasa Kepala Satpol PP perlu perhatikan kata katanya, jangan langsung disinyalir, saya baca itu, seharusnya diduga dulu, kan kasian anak-anak SMP yang baca, ini kan berdampak dengan dunia pendidikan, fisikis anak, apa gak mikir, bagus diganti aja Kepala Satpol PP,” ungkapnya kepada pijarkepri.com.

Sementara menurut Reno, salah satu warga di Jalan Sumatera ini mengaku mengetahui persis aktivitas Warnet tersebut, meskipun membenarkan teramat sering anak sekolah baik berpakain sekolah atau pun melepas pakain sekolah, dan mengganti baju biasa masuk ke warnet Rebel Net, namun dia tidak pernah melihat siswa tersebut bertindak asusila.

“Di dalam warnetkan ada cctv, lengkap termonitor, kalau mesum saya rasa gak berani lah anak-anak itu, mereka juga main game saja, dan saya heran kenapa baru sekarang Satpol PP seheboh itu, kemarin kemarin kemana,” ungkapnya.

Dari pantauan dilapangan, hingga saat ini tidak ada aktivitas di Warnet Rebel Net tersebut. Kasus siswa diduga pesta sex di Warnet ini masih menjadi perbincangan hangat di kota itu.

ANG

Pos terkait