SEBELUM keberadaan dan cara pembuatannya dilindungi oleh undang-undang negara, sejarah bendera merah putih dipilih menjadi lambang kesaktian Indonesia karena merupakan bagian dari kejayaan nusantara di masa lalu.
Baca Juga : Pemerintah Imbau Warga Kibar Bendera Merah Putih
Seperti yang kita ketahui, negara Indonesia terdiri atas masyarakat majemuk. Keberagaman tersebut ternyata malah menjadi pemersatu dan sumber kekayaan bangsa Indonesia.
Indonesia di zaman pra imperialisme dan kolonialisme adalah kesatuan pulau-pulau yang diperintah oleh banyak kerajaan. Beberapa diantaranya menjadi kerajaan besar yang kuat dan disegani di dunia internasional. Para pendahulu kita bermaksud mengambil salah satu elemen dari kebudayaan yang sudah terbukti menjayakan nama nusantara di kancah luar negeri.
Adat dan kebudayaan yang sangat kaya dimiliki Indonesia sejak zaman kerajaan. Termasuk juga beberapa simbol kerajaan besar yang kemudian menyebar dan dijadikan lambang pusaka oleh beberapa kerajaan kecil dan keturunannya. Berikut adalah asal mula penggunaan bendera merah putih di bumi Indonesia.
Budaya Austronesia
Ada beberapa pendapat yang berkembang seputar asal mula penggunaan bendera merah putih sebagai lambang negara kita. Salah satunya adalah asal mula warna merah putih yang dimuliakan dalam budaya ras Austronesia.
Sumbernya adalah mitologi ras Austronesia yang menganggap langit berwrna putih sebagai ibu dan tanah tempat kita berpijak sebagai bapak. Kedua benda ini diakui sebagai pasangan yang tak dapat terpisahkan. Tanpa langit, hujan tidak akan turun menyuburkan tanaman dan member kehidupan pada makhluk hidup lain. Namun jika tidak ada tanah, maka makhluk hidup tidak memiliki tempat tinggal dan beraktivitas. Sehingga hilang pulalah seluruh sejarah yang ada di bumi.
Mitologi ras Austronesia ini berkembang di sepanjang wilayah persebaran ras tersebut. Misalkan saja Tahiti, Kepulauan Madagaskar di Afrika dan termasuk juga negara Indonesia.
Kerajaan di Jawa
Pendapat yang kedua mengemukakan bahwa warna bendera merah putih yang dipakai Indonesia sebagai lambang negara mengikuti lambang yang dipakai beberapa kerajaan di Jawa Timur. Kerajaan-kerajaan di wilayah tersebut merupakan kerajaan besar yang disegani dunia luar. Selain itu, kerajaan di Jawa Timur banyak yang menurunkan raja-raja pendiri kerajaan di daerah lain maupun pemimpin negara Indonesia pasca kemerdekaan.
Kerajaan di Jawa Timur banyak yang menyumbangkan kekayaan budaya bagi kepentingan nasional. Keturunan-keturunannya banyak yang juga menjadi pahlawan bagi negara kita di masa penjajahan oleh bangsa asing. Misalkan saja Pangeran Diponegoro.
Diketahui dari kitab Pararaton bahwa Jayakatwang melawan kekuasan kerajaan Singosari yang pada waktu itu dipimpin oleh Raja Kertanegara sebagai raja pamungkas di Singosari. Tahun yang tertulis saat kejadian tersebut setara dengan 1222-1292 Masehi. Penyerangan Jayakatwang dari Kerajaan Gelang-gelang ini membawa panji berwarna merah putih ketika beraksi melakukan penyerangan.
Jawa masa itu sudah cukup maju. Pewarnaan panji kerajaan berwarna merah putih sangat masuk akal. Orang-orang pada zaman dahulu memanfaatkan buah kapuk randu dan kapas katun sebagai sumber kain warna putih. Sementara warna merah didapat dari kain putih yang diberi pewarna alam. Pewarna alami ini didapatkan dari buah manggis, buah belimbing wuluh dan daun jati.
Setelah dipakai pada penghancuran kerajaan Singasari, kerajaan Kediri juga memakai warna tersebut untuk lambang kerajaan. Disusul oleh kerajaan Majapahit yang panjinya melebar hingga wilayah Kampuchea (Kamboja). Kebenaran ini bersumber dari kitab Negarakertagama yang dikarang oleh Mpu Prapanca sebagai penghormatan kepada Raja Hayam Wuruk dan Patihnya, Gadjah Mada yang telah membuat sejarah Kerajaan Majapahit berada di masa kejayaan (1380-1389 Masehi).
Dalam kitab tersebut, Mpu Prapanca menyebutkan warna merah putih merupakan warna yang dimuliakan oleh kerajaan Majapahit. Hal ini terbukti dari penggunaan dwi warna tersebut sebagai lambang pada kereta keluarga raja Majapahit maupun kerajaan-kerajaan kecil yang tunduk pada Majapahit.
Merah dan putih juga sudah merasuk dalam kebudayaan masyarakat Jawa sejak dahulu. Buktinya bisa anda lihat pada pembuatan jenang (bubur) merah putih yang selalu hadir saat upacara adat dan selamatan orang Jawa.
Selain digunakan pada sejarah di atas, bendera merah putih peninggalan Kyai Ageng Tarub hingga kini masih disimpan rapi di Keraton Surakarta. Kyai Ageng Tarub adalah keturunan Raden Wijaya yang kemudian menurunkan beberapa putra sebagai raja di tanah Jawa.
Pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1645), beliau juga menggunakan panji berwarna merah putih sebagai perlindungan dan lambang kekuatan bala tentaranya saat menyerang negara Pati. Kejadian ini bersumber dari Babad Tanah Jawa jilid II.
Kerajaan Minangkabau
Selanjutnya ada pendapat yang menyetujui bendera merah putih terinspirasi dari bendera Kerajaan Minangkabau. Pendapat ini bersumber dari kitab Tembo Alam yang menyebutkan penggunaan bendera merah-putih-hitam digunakan semasa pemerintahan Adityawarman pada abad ke-14.
Warna merah merupakan perlambangan prajurit kerajaan yang pemberani. Bagian putih adalah representasi dari para ulama dan pemuka agama yang suci. Sedangkan hitam adalah warna adat Minangkabau.
Tanah Batak
Selain dari Minangkabau dan tanah Jawa, ada pula sumber yang menyebutkan bendera merah putih dipakai oleh Sisingamangaraja dalam melawan kolonialisme belanda. Pusaka Sisingamangaraja dari keturunan pertama hingga ke-12 semuanya berupa pusaka piso gaja dompak. Panji merah putih akhirnya dipakai Sisingamangaraja XII dengan menambahkan lambang piso gaja dompak yang dirupakan sebagai pedang kembar.
Dari tanah Aceh jugalah Indonesia mendapatkan sumbangan berupa emas yang dipasang di puncak Monumen Nasional. Banyak pahlawan yang kemudian terlahir dari tanah ini, seperti Cut Nyak Dien yang merupakan pahlawan nasional wanita. Nah, para pahlawan ini menggunakan bendera warna merah putih yang ditambahi lambang matahari, pedang, bulan sabit dan ayat suci Al Qur’an sebagai lambang kebanggan.
Dari tanah Aceh jugalah Indonesia mendapatkan sumbangan berupa emas yang dipasang di puncak Monumen Nasional. Banyak pahlawan yang kemudian terlahir dari tanah ini, seperti Cut Nyak Dien yang merupakan pahlawan nasional wanita. Nah, para pahlawan ini menggunakan bendera warna merah putih yang ditambahi lambang matahari, pedang, bulan sabit dan ayat suci Al Qur’an sebagai lambang kebanggan.
Kerajaan Bone
Di kerajaan Bone, bendera merah putih disebut woromporang. Bendera ini sangat diistimewakan karena menjadi lambang kekuatan dan kekuasaan kerajaan Bone di wilayah Sulawesi Selatan.
Sehingga setelah mengingat kembali betapa istimewanya warna merah putih yang sudah mendarah daging di dalam sejarah Indonesia sejak sejarah Kerajaan Singasari sejarah Kerajaan Majapahit, dan kerajaan lain di luar Jawa, para pendahulu kita memutuskan untuk mengambil dwi warna tersebut sebagai lambang bendera negara.
Namun secara umum, masyarakat awam mengartikan warna merah sebagai lambang keberanian dan putih kesucian. Pendapat ini tidak salah, namun untuk lebih detailnya ternyata kedua warna di atas memiliki sejarah asal mula yang cukup panjang.
Bendera Pusaka Merah Putih
Saat ini, bendera pusaka merah putih yang dikibarkan pada upacara proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945 sudah tidak memungkinkan berkibar. Umurnya yang semakin tua menjadikan bendera pusaka tersebut mengalami kerobekan, pemudaran warna dan memiliki beberapa noda yang mengotori keaslian warnanya.
Dahulu pengibaran resminya dilakukan di kediaman Ir. Soekarno diiringi lagu Indonesia Raya ciptaan dari Wage Rudolf Supratman. Bendera yang dikibarkan di istana negara maupun saat peringatan HUT RI di pusat adalah bendera duplikat. Bendera ini dibuat dengan perbandingan panjang lebar 2 : 3. Kabarnya, dahulu bendera pusaka ini dibuat dari kain katun Jepang milik Ibu Fatmawati, istri Presiden Soekarno.
Pada masa awal kemerdekaan, kain merupakan barang mahal. Karenanya ibu Fatmawati mengambil kain mukenanya sebagai bahan kain warna putih. Sedangkan warna merah berasal dari pakaian yang dimiliki beliau. Saat ini bendera pusaka asli disimpan di Monas dan menjadi bagian dari sejarah pendirian tugu monas.
ANG
Sumber : Sejarah Indonesia